Dibawah Bibir Cahaya
Redup Malam...Tertuang Imaji
Hari Yang Berganti Dari Setiap Masa Yang Dinanti, Mengingatkan Akan Sebuah Harapan Yang Mengeras Dalam Menaklukkan Sejarah Hidup Sebelum Dan Setelahnya...Kekuasaan Cahaya Mentari Itu Takkan Menggoyahkan Segala Terang Yang Kita Pancarkan....!
Bulan Yang Iri Melihat Kelembutan Yang Terbelai Dari Wajah Sang Penakluk Seakan Membuatnya Enggan Untuk Menampakkan Diri....
Derita Adalah Ciptaan Silemah, Kekasih Adalah Kehadiran Bak Butiran Mutiara Surga.....
Tatapan Mata Itu Menyiratkan Jeritan Dari Kebersamaan Yang Sebentar Lagi Akan Terenggut Oleh Hidup Sidurjana....Mengenang Masa Ini Adalah Sayap Yg Segera Terkepak Dan Akan Terbang Melintasi Mimpi-Mimpi Yang Terangkai Diatas Tawa Dalam Tangisan...
Berbagi Dalam Picisan Romantis Namun Tak Mengubah Ketegasan Dalam Menentukan Langkah Selanjutnya...
Masikah Kita Mampu Berdiri Sejajar Sambil Menengadahkan Wajah Dan Meresapi Hembusan Angin Bumi Yang Menjerit.....?
Masihkah Waktu Memberikan Kesempatan Secuil Senyum Bersama...?
Harapan Yang Menjadi Tujuan kita Sudah Nampak, Tatap Itu Dalam Janji Yang Terpatri Diatas Pijakan Tanah Yang Tergenggam ..
Jasad Tak Kujadikan Beban Dari Sebuah Keinginan Dalam Pertarungan Yang Menghalangi Kehadiran Cahaya...
Dalam Setiap Langkah Bangga Diriku Menyebutmu Sebagai Sahabatku.....
Dalam Skeptis Khayal...Diatas Langkah Bening Kaca
Kutandu Jasad Dalam Sebuah Penantian Tanpa Airmata Namun Dalam Batin Merontah
Rindu....Hari Yang Berganti Dari Setiap Masa Yang Dinanti, Mengingatkan Akan Sebuah Harapan Yang Mengeras Dalam Menaklukkan Sejarah Hidup Sebelum Dan Setelahnya...Kekuasaan Cahaya Mentari Itu Takkan Menggoyahkan Segala Terang Yang Kita Pancarkan....!
Bulan Yang Iri Melihat Kelembutan Yang Terbelai Dari Wajah Sang Penakluk Seakan Membuatnya Enggan Untuk Menampakkan Diri....
Derita Adalah Ciptaan Silemah, Kekasih Adalah Kehadiran Bak Butiran Mutiara Surga.....
Tatapan Mata Itu Menyiratkan Jeritan Dari Kebersamaan Yang Sebentar Lagi Akan Terenggut Oleh Hidup Sidurjana....Mengenang Masa Ini Adalah Sayap Yg Segera Terkepak Dan Akan Terbang Melintasi Mimpi-Mimpi Yang Terangkai Diatas Tawa Dalam Tangisan...
Berbagi Dalam Picisan Romantis Namun Tak Mengubah Ketegasan Dalam Menentukan Langkah Selanjutnya...
Masikah Kita Mampu Berdiri Sejajar Sambil Menengadahkan Wajah Dan Meresapi Hembusan Angin Bumi Yang Menjerit.....?
Masihkah Waktu Memberikan Kesempatan Secuil Senyum Bersama...?
Harapan Yang Menjadi Tujuan kita Sudah Nampak, Tatap Itu Dalam Janji Yang Terpatri Diatas Pijakan Tanah Yang Tergenggam ..
Jasad Tak Kujadikan Beban Dari Sebuah Keinginan Dalam Pertarungan Yang Menghalangi Kehadiran Cahaya...
Dalam Setiap Langkah Bangga Diriku Menyebutmu Sebagai Sahabatku.....
- Ardiansyah Bima –
0 komentar:
Posting Komentar