Ilustrasi Gambar : biuscinta15.student.umm.ac.id |
DR. Keith L. Moore MSc, PhD, FIAC, FSRM adalah Presiden AACA (American
Association of Clinical Anatomi ) antara tahun 1989 dan 1991. Ia menjadi
terkenal karena literaturnya tentang mata pelajaran Anatomi dan Embriologi
dengan puluhan kedudukan dan gelar kehormatan dalam bidang sains.
Dia menulis bersama profesor Arthur F. Dalley
II, Clinically Oriented Anatomy, yang merupakan literatur berbahasa Inggris
paling populer dan menjadi buku kedokteran pegangan di seluruh dunia. Buku ini
juga digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia.
Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunujukkan referensi al-Qur’an tentang ‘Penciptaan Manusia’ kepada Profesor Keith L Moore, lalu sang Profesor melihatnya dan berkata :
Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunujukkan referensi al-Qur’an tentang ‘Penciptaan Manusia’ kepada Profesor Keith L Moore, lalu sang Profesor melihatnya dan berkata :
“Tidak mungkin ayat ini ditulis pada tahun 7
Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah
yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad
pasti menggunakan mikroskop!”
Para Mahasiswa tersebut lalu berkata, “Prof,
bukankah saat itu Mikroskop juga belum ada?”
“Iya, iya saya tau. Saya hanya bercanda, tidak
mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini,” jawab sang profesor.
“Kemudian Kami menjadikan air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
alaqoh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya
mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik” [QS.
Al Mu'minuun: 13-14]
Jika di cermati lebih dalam, sebenarnya ‘alaqoh’ dalam pengertian Etimologis yang biasa di terjemahkan dengan ‘segumpal darah’ juga bermakna ‘penghisap darah’, yaitu lintah.
Jika di cermati lebih dalam, sebenarnya ‘alaqoh’ dalam pengertian Etimologis yang biasa di terjemahkan dengan ‘segumpal darah’ juga bermakna ‘penghisap darah’, yaitu lintah.
Padahal
tidak ada pengumpamaan yang lebih tepat ketika Embrio berada pada tahap itu,
yaitu 7-24 hari, selain seumpama lintah yang melekat dan menggelantung di
kulit. Embrio itu seperti menghisap darah dari dinding Uterus, karena memang
demikianlah yang sesungguhnya terjadi, Embrio itu makan melalui aliran darah.
Itu persis seperti lintah yang menghisap darah. Janin juga begitu, sumber
makanannya adalah dari sari makanan yang terdapat dalam darah sang ibu.
Ajaibnya, Embrio Janin dalam tahap itu jika di perbesar dengan mikroskop bentuknya benar-benar seperti lintah. Dan hal itu tidak mungkin jika Muhammad sudah memiliki pengetahuan yang begitu dahsyat tentang bentuk janin yang menyerupai lintah lalu menulisnya dalam sebuah buku.
Padahal pada masa itu belum di temukan mikroskop dan lensa. Ayat tersebutlah yang membuat sang profesor akhirnya memeluk agama Islam dan merevisi beberapa kajian ilmiahnya karena Al-Quran ternyata telah menjawab beberapa bagian yang selama ini membuat sang profesor gusar. Ia merasa materi yang ditelitinya selama ini terasa belum lengkap atau ada tahapan dari perkembangan Embrio yang kurang.
Ajaibnya, Embrio Janin dalam tahap itu jika di perbesar dengan mikroskop bentuknya benar-benar seperti lintah. Dan hal itu tidak mungkin jika Muhammad sudah memiliki pengetahuan yang begitu dahsyat tentang bentuk janin yang menyerupai lintah lalu menulisnya dalam sebuah buku.
Padahal pada masa itu belum di temukan mikroskop dan lensa. Ayat tersebutlah yang membuat sang profesor akhirnya memeluk agama Islam dan merevisi beberapa kajian ilmiahnya karena Al-Quran ternyata telah menjawab beberapa bagian yang selama ini membuat sang profesor gusar. Ia merasa materi yang ditelitinya selama ini terasa belum lengkap atau ada tahapan dari perkembangan Embrio yang kurang.
0 komentar:
Posting Komentar