Masyarakat Bima memiliki tata
karma berbahasa yang sopan dan patut diteladani, inilah salah satu Kebudayaan
lokal yang harus selalu dilestarikan keberadaannya. Masyarakat Bima menjunjung
tinggi nilai kesopanan dalam bermasyarakat dimanapun mereka berada, serta
selalu tertanam jiwa sosial yang tinggi dalam diri mereka, serta mendahulukan
kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi, berwibawa, bertanggungjawab
serta ulet dalam bekerja, memiliki jiwa yang termotivasi dengan sendirinya, tidak
mudah putus asah kalau terkena musibah. Masyarakat Bima selalu membumikan
Al-Qur’an disetiap rumah mereka, tidak heran kalau Masyarakat Bima selalu
Unggul dalam hal mengaji dan menghafal Al-Qur’an dan ini merupakan salah satu
program Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) kita KH. Bajjang yang paling penting
yaitu membumikan Al-Qur’an disetiap rumah, Madrasah, dan sekolah umum lainnya.
(Nggahi Dou Matua Ade Ana’Na)
Pesan orang tua pada anaknya yang harus selalu dilestarikan keberadaannya yaitu
:
1.
Maja labo dahu
Maja
labo dahu
memiliki dua makna ungkapan yang berbeda, tapi keduanya tidak bisa terpisahkan
yaitu
-
Maja artinya memliki rasa malu yang
tinggi dalam diri, seperti malu kepada Allah karena tidak sholat dan tidak
mengaji, malu bertutur kata, dan malu dalam hal berbuat yang tidak baik. Rasa
malu sangat perlu dimilki oleh setiap umat manusia, karena rasa malu inilah
yang membendakan antara makhluk Allah yang satu dengan yang lain, salah satu
contohnya yaitu manusia dengan binatang. Didalam Al-Qur’an sudah dijelaskan
bahwa, orang yang tidak punya malu sedikitpun dalam dirinya diumpamakan seperti
binatang yang menjulurkan/mengeluarkan lidahnya dihapan tuannya.
-
Dahu artinya memliki rasa takut yang
tinggi dalam diri, seperti takut kepada Allah jika hendak berbuat dosa
kepada-Nya, karena kita semua tidak lupuk dalam pengawasannya, selalu memilih
dan memilah dalam bertutur kata dengan lawan bicara baik terhadap yang lebih
tua, seumuran dengan kita, serta yang dibawah umur kita, selalu menghargai dan
menghormati orang yang lebih tua diantara kita. Dalam bermasayarakat kita harus
memliki rasa takut, terkadang orang yang tidak memilik rasa takut, orang
tersebut dengan leluasan dalam berbuat tanpa terkendali, ini berindikasi bahwa
napsuhlah yang menyetir mereka, kalau itu sampai terjadi, maka orang tersebut
akan terjerumus dalam berbuat dosa kepada Allah SWT. Didalam Al-Qur’an sudah
dijelaskan bahwa “Takutlah kamu kepada Allah dan hari Akhir”, karena semuanya itu
akan dimintai pertanggungjawabannya kepada kita terhadap apa yang telah kita
perbuat selama hidup didunia.
2.
Ngaha aina ngoho
Ngaha
aina ngoho terdiri
dari tiga penggalan kata yaitu, Ngaha
yang artinya Makan, Aina yang artinya Jangan, Ngoho artinya
Boros, jadi Ngaha aina ngoho artinya
secara luas adalah kita dituntut agar selalu mempergunakan harta kita tidak
terlalu boros, dan jangan terlalu kikir, serta selalu mempergunakan harta kita
dijalan Allah, seperti pembangunan masjid, tempa ibadah, sekolah, serta
prasanan umum lainnya yang bermanfaat buat orang banyak, bukan dijalan
kemaksiatan, dalam ajaran islam kita selalu dituntuk untuk tidak selalu
bersikap boros dalam mengeluarkan harta, kita dituntut untuk mempergunakan
harta kita seperlunya saja.
0 komentar:
Posting Komentar