Perjanjian
Bongaya yang bersejarah itu sama sekali tidak berhasil menaklukan
Sultan Bima Abdul Khair Sirajuddin dengan Karaeng Bonto Maranu. Dua
pejuang yang seharusnya menjadi Pahlawan Nasional itu terpaksa
bergerilya untuk melawan kekuasaan Kompeni. Admiral C. Speelman sama
sekali tidak berhasil mengurung Abdul Khair Sirajuddin.
Bahkan sebaliknya yang terjadi. Karaeng Bonto Maranu dengan sisa
lasykarnya yang dari Gowa mendirikan basis untuk melanjutkan perang
gerilya dengan Kompeni di pesisir selatan teluk Bima. Sementara di laut
flores, pasukan Abdul Khair Sirajuddin terus mengganggu lalu lintas
perdagangan kompeni di luar Jawa dan laut Flores. Kapal Dagang Kompeni
yang berlayar di perairan itu dirompak. Kompeni kehilangan akal dan
kendali.
Lasykar Gerilya itu disebut Tabelo. Tapi pada perkembangan berikutnya
menjadi Pabelo. Lama kelamaan pengucapan dan penyebutan masyarakat
menjadi berubah sehingga bernama Palibelo ( Pali = Lapangan, Belo adalah
potongan kata Tabelo atau Pabelo). Pada masa pendudukan Jepang Palibelo
menyimpan romantika dan kenangan sejarah yang paling pahit. Untuk
persiapan pendaratan pesawat-pesawat tempur Jepang, hamparan tanah di
palibelo dijadikan landasan. Warga Bima dan sekitarnya dikerahkan untuk
Romusha. Korban berjatuhan dan tak terhitung jumlahnya karena kelelahan
dan kelaparan. Namun sisa-sisa darah parah syuhada itu pada masa
kemerdekaan menjadi lapangan udara.
Kini Palibelo menjadi salah satu dari 18 kecamatan di Kabupaten Bima
hasil pemekaran kecamatan sejak tahun 2006. Dan di kecamatan Palibelo
inilah membentang Bandara Udara Muhammad Salahuddin. Nama sultan Bima
yang terakhir yang telah mengorbankan segenap usianya untuk Kemerdekaan
Indonesia. Disamping terkenal dengan Bandaranya, kecamatan Palibelo juga
dikenal dengan produksi bandeng dari tambak-tambak rakyat. Salah satu
yang menjadi makanan Favorit dan oleh-oleh warga dan para tamu adalah
Bandeng Presto dan Bandeng Bakar di warung-warung makan de depan atau
sebelah Timur Bandara Muhammad Salahuddin Bima.
0 komentar:
Posting Komentar