Keadaan Geografi
Wiki Pedia Indonesia |
Secara
geografis Kota Bima terletak di bagian timur Pulau Sumbawa pada posisi
118°41'00"-118°48'00" Bujur Timur dan 8°20'00"-8°30'00"
Lintang Selatan. Tingkat curah hujan rata-rata 132,58 mm dengan hari hujan:
rata-rata 10.08 hari/bulan. Sementara matahari bersinar terik sepanjang musim
dengan rata-rata intensitas penyinaran tertinggi pada Bulan Oktober, dengan
suhu 19,5 °C sampai 30,8 °C.
Kota Bima
memiliki areal tanah berupa: persawahan seluas 1.923 hektare (94,90% merupakan sawah irigasi), hutan
seluas 13.154 ha, tegalan dan kebun seluas 3.632 ha, ladang dan huma seluas
1.225 ha dan wilayah pesisir pantai sepanjang 26 km.
Batas wilayah
Batas-batas
wilayahnya adalah sebagai berikut:
Kependudukan
Jumlah penduduk
Kota Bima
berdasarkan data tahun 2000 tercatat sebesar 116.295 jiwa yang terdiri dari
57.108 jiwa (49%) penduduk laki-laki dan 59.187 jiwa (51%) penduduk perempuan.
Sebaran penduduk kurang merata, konsentrasi penduduk berada di pusat-pusat
kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Penduduk terbanyak berada di Kelurahan
Paruga, yaitu berjumlah 12.275 jiwa (11%) dan paling sedikit di Desa Kendo yang
berjumlah 1.130 jiwa (1%). Selanjutnya berdasarkan hasil sensus penduduk tahun
2010, penduduk Kota Bima berjumlah 142.443 jiwa yang terdiri dari 69.8411 jiwa
laki-laki dan 72.602 jiwa perempuan. Jumlah penduduk menurut kecamatan adalah
sebagai berikut :
Kecamatan
|
Jumlah
Penduduk
|
34.756
jiwa
|
|
32.531
jiwa
|
|
31.029
jiwa
|
|
27.931
jiwa
|
|
16.196
jiwa
|
Mata Pencaharian
Komposisi
penduduk Kota Bima berdasarkan mata pencaharian didominasi oleh petani/peternak
dan jasa/pedagang/pemerintahan yang besarnya masing-masing 45,84% dan 45,05%.
Jenis pekerjaan yang digeluti penduduk Kota Bima antara lain: petani 15.337
orang, nelayan 425 orang, peternak 13.489 orang, penggalian 435 orang, industri
kecil 1.952 orang, industri besar/sedang 76 orang, perdagangan 1.401 orang,
ABRI 304 orang, guru 1.567 orang dan PNS berjumlah 2.443 orang.
Jumlah Penduduk
Tahun : 2000 116,295 Jiwa
Tahun : 2010 142,443 Jiwa
Keagamaan
Mayoritas
penduduk Kota Bima memeluk agama Islam yaitu sekitar 97,38% dan selebihnya
memeluk agama Kristen Protestan 0,89%, Kristen Katholik 0,62% dan Hindu/Budha
sekitar 1,11%. Sarana peribadatan di Kota Bima terdiri dari Masjid sebanyak 51
unit, Langgar/Mushola 89 unit dan Pura/Vihara 3 unit. Sedangkan fasilitas
sosial yang ada di Kota Bima meliputi Panti Sosial Jompo dan Panti Asuhan
sebanyak 6 Panti yang tersebar di 3 kecamatan. Masyarakat Bima adalah
masyarakat yang religius. Secara historis Bima dulu merupakan salah satu pusat
perkembangan Islam di Nusantara yang di tandai oleh tegak kokohnya sebuah kesultanan,
yaitu kesultanan Bima. Islam tidak saja bersifat elitis, hanya terdapat pada
peraturan-peraturan formal-normatif serta pada segelintir orang saja melainkan
juga populis, menjadi urat nadi dan darah daging masyarakat, artinya juga telah
menjadi kultur masyarakat Bima.
Pemerintahan
Kota Bima
sebagai pemerintah daerah dibentuk melalui Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2002.
Perekonomian
Berdasarkan
potensi sumber daya yang ada, berbagai peluang investasi cukup prospektif untuk
dikembangkan di Kota Bima, antara lain di bidang: jasa, termasuk pengangkutan,
kelistrikan dan telekomunikasi, perdagangan, agrobisnis/agroindustri, industri
air minum kemasan, industri kecil dan kerajinan, pariwisata dan pendidikan
Peluang
tersebut didukung oleh ketersediaan sarana/prasarana yang cukup memadai seperti
transportasi dan telekomunikasi, pasar dan pertokoan, maupun jasa perbankan. Di
samping itu Pemerintah Kota Bima memberikan berbagai insentif bagi investor
yang menanamkan modalnya berupa kemudahan perizinan dan penyediaan sarana
pendukung.
Pertanian dan Perkebunan
Berdasarkan
pola penggunaan tanah, lahan sawah di Kota Bima mencapai 1.923 ha yang terdiri
sawah irigasi seluas 1.825 ha dan sawah tadah hujan seluas 98 ha. Sedangkan
tanah tegalan/kebun mencapai 3.623 ha, ladang/huma seluas 1.225 ha dan kawasan
hutan negara seluas 9.421 ha. Komoditas andalan pertanian terdiri dari padi,
jagung, kedelai dan kacang tanah. Sedangkan komoditas unggulan perkebunan
meliputi: serikaya, kelapa, asam, kemiri, jambu mete, wijen dan kapuk. Hingga
saat ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan
pengembangan baru dilakukan oleh masyarakat setempat dengan skala usaha dan
teknologi yang masih terbatas.
Perikanan
Kegiatan
perikanan yang telah berkembang di Kota Bima adalah usaha budidaya di perairan
laut, perairan air payau dan air tawar. Adapun komoditas yang dibudidayakan
meliputi: bandeng, udang dan rumput laut.
Peternakan
Hingga saat ini
jenis ternak yang telah dikembangkan oleh masyarakat setempat adalah: sapi,
kerbau, kuda, kambing, ayam buras dan itik. Kota Bima sesungguhnya memiliki
potensi peternakan yang cukup prospektif dengan ketersediaan lahan peternakan
dan lahan pakan yang cukup luas.
Kehutanan
Kota Bima memiliki
wilayah hutan seluas 13.154 ha yang memiliki kekayaan berbagai macam komoditas
dan plasma nuftah. Komoditas yang cukup potensial terdiri dari kayu
jati, sono keling dan kayu campuran.
Industri dan Kerajinan
Skala industri
yang telah berkembang baik saat ini di Kota Bima meliputi industri Garam Rakyat
(PD Budiono Madura), genteng pres, bata merah, batako, tenun tradisional,
gerabah, meubel dan pembuatan tahu/tempe.
Pertambangan
Sebagai daerah
perkotaan dengan wilayah yang tidak terlalu luas, Kota Bima memiliki potensi
pertambangan yang terbatas. Jenis bahan tambang yang berhasil diidentifikasi
terdiri dari andesit dan marmer dengan volume ± 517.738.375 m³.
Perdagangan, hotel dan restoran
Sektor
perdagangan, hotel dan restoran di Kota Bima baru memberikan andil sebesar
16,66% dalam pembentukan PDRB. Fasilitas perdagangan terdiri atas pertokoan dan
pasar umum. Lokasi pertokoan meliputi 2 kawasan perdagangan, yaitu di Kota Bima
dan Raba. Kawasan pasar umum di seluruh Kota Raba-Bima tercatat 4 unit, masing-masing
di Kelurahan Kumbe, Rabangodu, Tanjung dan Sarae. Sedangkan jumlah hotel dan
restoran sebanyak 51 unit yang tersebar di 3 kecamatan kota. Dengan
memperhatikan kondisi yang ada dalam mewujudkan Kota Bima sebagai kota Transit
maka pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi perhatian
utama.
Perbankan
Dunia perbankan
cukup berkembang yang didukung oleh sejumlah Bank Pemerintah dan Swasta, yaitu:
Bank Negara Indonesia (BNI) 1 Kantor Cabang, Bank Rakyat Indonesia (BRI) 1
Kantor Cabang dan 2 Kantor Unit, Bank NTB 1 Kantor Cabang, Bank Danamon 1
Kantor Cabang serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang meliputi BPR LKP dan
Bank Bias.
Sarana dan prasarana
Transportasi di
Kota Bima ditunjang oleh prasarana jalan: terminal dan pelabuhan laut. Panjang
jalan raya sekitar 805,02 km yang terdiri dari Jalan Negara (38,56 km), Jalan
Provinsi (52,20 km) dan Jalan Kabupaten (174,26 km)yang sebagian besar
merupakan jalan beraspal dan sebagian lainnya jalan perkerasan batu dan jalan
tanah. Fasilitas terminal sebanyak 3 buah, terdiri dari 1 buah terminal tipe B
terletak di Kampung Dara yang merupakan terminal regional yang menghubungkan
Kota Bima dengan kabupaten/kota lainnya dan Terminal Tipe C yang terdapat di
Kelurahan Kumbe, yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Sape
Kabupaten Bima dan di Desa Jati Baru, yaitu terminal angkutan umum yang menuju
ke Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Sarana angkutan darat dalam Kota Bima
dilayani oleh bemo, benhur dan ojek.
Transportasi laut
Sedangkan
transportasi laut ditunjang oleh: 1 pelabuhan laut sebagai pintu gerbang utama
masuknya penumpang, barang dan jasa. Pelabuhan Bima dibangun pada Tahun 1963,
merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian
Timur sebagai Pelabuhan Feeder. Sehubungan dengan fungsinya yang strategis,
pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudera sepanjang 142 m dan luas lantai
2.050 m² serta dermaga pelayaran rakyat sepanjang 50 m dengan lantai 500 m².
Kedalaman air Teluk Bima 12 m, lebar minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134
m serta luas lantai 750 m², open strorage 26.097 m², terminal penumpang
200 m, listrik dengan kekuatan 15 KVA dan 2 buah Bunker air bersih,
masing-masing dengan volume 200 ton. Pelabuhan laut Bima selain dapat
disinggahi kapal-kapal besar seperti KM AWU, KM Tatamelau, KM Kelimutu, KFC
Barito dan KFC Serayu serta kapal-kapal perintis. Disamping itu juga menjadi
pusat bongkar muat barang ekspedisi dan pelayaran.
Pos dan telekomunikasi
Jasa pelayanan
pos dilakukan dengan menyediakan 1(satu) Kantor Pos Cabang Bima dan 2 (dua)
Kantor Pos Pembantu yang ada di Bima dan di Raba. Untuk mempermudah penduduk
yang menggunakan jasa pelayanan Pos, di seluruh bagian wilayah Kota Bima
disebar Bis Surat. Sedangkan sistem jaringan telepon yang dilayani oleh PT.
Telkom melalui 1 kantor pusat, kantor pelayanan telepon, saranan telepon
seluler dan internet, dapat dikatakan sudah cukup memadai. Hal ini dirasakan
pada penyebaran telepon umum di seluruh kota baik berupa telepon umum koin
maupun telepon umum kartu. Pelayanan jasa Interlokal maupun Internasional, di
beberapa lokasi strategis di Kota Raba-Bima telah menerapkan sistem Sambungan
Telepon Otomat (STO), non telepon seluler sehingga mempermudah hubungan
langsung jarak jauh. Berdasarkan data yang ada tercatat jumlah telepon mencapai
sekitar 861 unit dengan jumlah pelayanan meliputi rumah tangga (3.859), bisnis
(1.040) dan sosial (13).
Listrik
Sumber
penerangan listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah XI, Kantor
Cabang Bima dengan sumber tenaga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Secara umum kondisi kelistrikan telah dapat melayani kebutuhan penduduk kota
walaupun dengan daya yang masih terbatas. Produksi energi listrik mencapai
46.610.246 KWH dengan energi listrik yang disalurkan sebesar 45.032.712 KWH
pada 17.266 KK pelanggan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, sejumlah toko
dan hotel mempunyai pembangkit listrik portable sendiri. Kondisi ini
memberikan peluang yang cukup menjanjikan untuk investasi dibidang kelistrikan.
Pendidikan
Fasilitas
pendidikan yang terdapat di Kota Bima pada tahun
2005 adalah Sekolah Taman Kanak-kanak (STK) sebanyak 50 (lima puluh) unit,
Sekolah Dasar (SD) sebanyak 88 (delapan puluh delapan) unit ditambah Madrasah
Ibtidaiyah sebanyak 7 (tujuh) unit, Sekolah Menengah Pertama (SLTP) sebanyak 17
(tujuh belas) unit ditambah Madrasah Tsanawiyah sebanyak 8 (delapan) unit,
Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 14 (empat belas) unit ditambah Madrasah
Aliyah sebanyak 5 (lima) unit, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 6
(enam) unit serta Perguruan Tinggi sebanyak 5 (lima) unit.
Untuk mendukung
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumberdaya manusia yang
berkualitas, sebuah kota otonom penting memiliki Perguruan Tinggi Negeri yang
berbasis kebutuhan lokal dengan orientasi global.
Kesehatan
Fasilitas
kesehata yang ada di Kota Bima diantaranya
adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah Sakit Umum (RSU), Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Klinik BKIA, Apotek, Toko Obat dan tenaga medis yang berpraktik
swasta (Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan ini berperan sangat penting untuk
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, untuk menciptakan suatu masyarakat
yang mempraktikkan prilaku hidup bersih dan sehat lingkungan yang akan
menunjang pada gerak laju pembangunan menuju Indonesia Sehat 2010. Dengan
adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota Bima.
Pariwisata
Secara historis
Kota Bima merupakan pusat Kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan warisan
kekayaan budaya yang dimiliki, Kota Bima dapat mengembangkan wisata budaya
dengan kebudayaan Islam sebagai basisnya. Asi Mbojo (istana kesultanan),
kuburan raja-raja dan para wali, permainan dan kesenian rakyat serta upacara
keagamaan seperti perayaan maulud, U'a pua serta prosesi pelantikan raja dan
lain-lain merupakan obyek dan event yang sangat menarik. Wisata alam dan
bahari juga bisa dikembangkan. Kawasan pesisir dari Pantai Lawata sampai pintu
gerbang Kota Bima bisa dikembangkan sebagai pusat perhotelan dan perdagangan souvenir.
Taman Kota juga bisa diciptakan sebagai alternatif bagi wisatawan domestik.
Pariwisata yang
cukup potensial untuk dikembangkan di wilayah ini adalah:
- Pariwisata alam, meliputi Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Oi Ni'u, Pantai Ule, Pantai Kolo dan Pulau Kambing
- Pariwisata budaya, meliputi museum Asi Mbojo, kuburan Tolobali, bukit Danatraha (kompleks makam Kesultanan Bima) dan Benteng Asakota
Hal ini
didukung pula oleh berbagai usaha jasa dan produk wisata yang cukup baik,
seperti usaha perhotelan, biro perjalanan wisata, dan souvenir berupa tenun
ikat, songket, sarung dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar