Jumat, 03 Januari 2014

Si Pemilik Senyum nan Ramah


Si Pemilik Senyum nan Ramah ...

Si pemilik senyum nan ramah, itulah julukan aku buat dia. Entahlah sejak kehadirannya hidupku jadi lebih berwarna, banyak harapan-harapan baru, dan yang jelas aku sangat menikmatinya.
Dia tak pernah bosan untuk sekedar mengingatkan aku, walaupun kadang aku sering tak menghiraukannya. Setiap pagi tak pernah bosan dia membangunkan aku, sekedar untuk mengucapkan kata-kata yang sama, yang selalu dia ucapkan padaku setiap hari. Dia selalu membangunkan aku dengan panggilan yang mengawali pembicaraan “neng” itu panggilan dia buat aku (panggilan perempuan untuk orang sunda).

Setiap dia membangunkanku, aku selalu tersenyum ingin segera menemui dia. Setiap pagi aku pasti melihat senyum ramah itu, dia memang ramah dan selalu tersenyum. Ohhh … aku begitu menikmati senyum ramah dia, setiap kali melihatnya aku merasa ada ketenangan, sorot matanya yang tajam membuat aku makin terpana padamu pemilik senyum nan ramah.
Tapi ternyata senyum dan perhatiannya itu bukan hanya untukku, dia berikan senyum ramah dan perhatian dia kepada beberapa orang selain aku. Dan aku tak pernah bisa marah apalagi protes, bagiku bisa menikmati senyum ramahnya pun aku sudah senang. Akhirnya aku terbiasa untuk diperlakukan seperti itu.

Pernah suatu hari aku bertanya padanya, “hai pemilik senyum nan ramah, kenapa engkau selalu sebarkan senyummu dan perhatiannmu kepada setiap orang?” lalu dia menjawab “neng, itu adalah kebiasaan aku, dan ini adalah cara aku berteman” lalu aku bertanya lagi “apakah kamu tahu bahwa senyum dan perhatianmu yang kau berikan pada setiap orang akan menyengsarakan ku?” lalu dia jawab lagi “neng, aku minta maaf mungkin neng belum mengerti, bahwa aku juga gak ingin seperti ini, tapi ini demi kebaikan aku dan neng juga”. Hemmm .. aku bingung dengan jawaban dia terakhir, dan mencoba untuk memhami. Dan aku tak pernah mempertanyakannya lagi hingga kini.

Tapi sudah 2 hari ini, aku tidak melihat sipemilik senyum nan ramah itu. Dia tidak sms/telpon aku lagi, aku sedih, ada apa dengan dia?. Aku sangat kehilangan dia sipemilik senyum nan ramah. Beberapa kali aku coba menghubungi dia, tapi panggilan selalu masuk di voice mailnya, begitu juga sms yang aku kirim panding semua. Aku benar-benar kehilangan dia, hidup jadi tersa sempit dan susah, perasaan pun jadi hampa.

Sampe hari ke-4, aku baru dapat kabar dari sipemilik senyum nan ramah itu. Dia sms aku dan bilang kalo dia lagi diluar kota, dikampung halamannya dan dia sedang sakit, dia juga minta maaf karena gak bisa kasi kabar sama aku. Aku sedikit lega mendengar kabarnya, padahal dihati aku gelisah menahan rindu untuk bertemu dengannya. Ternyata keberadaan dia selama ini mampu menguasai hampir sepenuh hatiku. Sehingga ketiadaan dia mampu membuat rasaku menjadi bimbang dan gelisah. Walaupun aku yakin perasaan dia tidak akan semurni perasaanku, karena dia memang terbiasa seperti itu. Baiklah pemilik senyum nan ramah, aku tak akan pernah marah.

Aku baru sadar ternyata keberadaan dia sangatlah berarti dalam hidup aku, bahkan keluarga aku. Wahai pemilik senyum nan ramah, semoga kau lekas sembuh, dan aku akan selalu setia menunggumu, karena tanpamu aku gak bisa ngapa-ngapain.


Bingung hari ini mesti masak apa? Karena semua menu kesukaanku hanya ada padamu … dan aku akan tetap setia menunggumu si pemilik senyum nan ramah.


buat pemilik senyum nan ramah
(si tukang sayur langganan dirumahku :D)



- Ardiansyah Bima –

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar