ACT adalah kombinasi obat yang salah satu komponennya adalah Artemisinin
atau derivatnya (Artesunate, Artemether, Dihydroartemisinin).
Masing-masing derivat Artemisinin tidak mempunyai perbedaan absorpsi dan
bioavailabilitas yang signifikan. Artemisinin dan derivatnya
dieliminasi secara cepat dari dalam tubuh. Jika dikombinasikan dengan
obat yang juga dieliminasi dengan cepat (Contoh: Tetracycline,
Clindamycin) maka dibutuhkan durasi terapi selama 7 hari. Durasi terapi
dapat dipersingkat menjadi 3 hari jika dikombinasikan dengan obat yang
dieliminasi dengan lambat (Contoh: Amodiaquine, Lumefantrine). Pilihan
ACT antara lain:
1. Artemether + Lumefantrine (Coartem®)
Kombinasi ini tersedia dalam formula dosis tetap (fixed-dose
combination/FDC) dengan komposisi 20 mg Artemether dan 120 mg
Lumefantrine. Rekomendasi dosis didasarkan pada berat badan :
Dosis ini merupakan ekstrapolasi dari 1,7/12 mg/kg Artemether dan
Lumefantrine perdosis diberikan 2 kali sehari selama 3 hari. Rentang
dosis terapi: 1,4-4 mg/kg Artemether dan 10-16 mg/kg Lumefantrine.
Absorpsi Lumefantrine dapat ditingkatkan jika diberikan bersama makanan
berlemak, sebaiknya obat diminum segera setelah makan atau minum susu.
2. Artesunate + Amodiaquine (Arsuamoon®, Artesdiaquin®)
Kombinasi ini tersedia dalam kemasan combi pack dengan tablet terpisah
yang terdiri dari tablet Artesunate 50 mg & tablet Amodiaquine 150
mg basa. Target dosis: 4 mg/kg/hari Artesunate dan 10 mg/kg/hari
Amodiaquine diberikan sekali sehari selama 3 hari.
Rentang dosis terapi: 2-10 mg/kg/hari Artesunate dan 7,5-15 mg/kg/hari Amodiaquine.
Artesdiaquin® merupakan ACT pertama yang diimplementasikan oleh Depkes
sebagai obat program malaria, sedangkan yang beredar sebagai produk
komersil adalah Arsuamoon®.
Setelah 2 tahun, muncul kasus kegagalan terapi dengan kombinasi ini di
beberapa daerah seperti Papua, Lampung, dan Sulawesi Utara atau pada
daerah dengan kegagalan terapi Chloroquine yang cukup tinggi. Pada
daerah yang terjadi resistensi terhadap Chloroquine diprediksikan juga
terjadi resistensi terhadap Amodiaquine (resistensi silang).
3. Dihydroartemisinin + Piperaquine (DHP)
Dihydroartemisinin adalah metabolit aktif dari artemisinin dan
derivatnya. Salah satu perusahaan farmasi nasional telah ditunjuk oleh
Dirjen Yanfar dan BPOM untuk mensuplai DHP dengan menggunakan pendekatan
special access ke daerah endemik malaria.
Target dosis: 4 mg/kg/hari Dihydroartemisinin dan 18 mg/kg/hari Piperaquine selama 3 hari.
Rentang dosis terapi: 2-10 mg/kg/hari Dihydroartemisinin dan 16-26 mg/kg/dosis/hari Piperaquine.
Sebuah penelitian di Papua menyatakan DHP lebih efektif dan lebih bisa
diterima oleh pasien daripada kombinasi Artesunate + Amodiaquine baik
untuk mengobati penderita malaria falciparum maupun malaria vivax.
4. Artesunate + Sulfadoxine-Pyrimethamine
Target dosis: 4 mg/kg/hari Artesunate diberikan sekali sehari selama 3
hari dan dosis tunggal Sulfadoxine-Pyrimethamine 25/1,25 mg/kg pada hari
pertama.
Rentang dosis terapi: 2-10 mg/kg/hari Artesunate dan 25-70/1,25-3,5 mg/kg/hari Sulfadoxine- Pyrimethamine.
5. Artesunate + Mefloquine
Target dosis: Artesunate 4 mg/kg/hari diberikan sekali sehari selama 3
hari. Mefloquine 25 mg/kg/hari yang diberikan terbagi menjadi 15 mg/kg
di hari pertama dan 10 mg/kg di hari kedua atau dibagi dalam 3 hari
sehingga diberikan 8,3 mg/kg/hari. Hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan absorpsi dan mengurangi insidensi terjadinya
keluhan mual, muntah, pusing, dysphoria, dan gangguan tidur yang sering
terjadi berkaitan dengan terapi Mefloquine.
Rentang dosis terapi: 2-10 mg/kg/dosis/hari Artesunate dan 7-11 mg/kg/dosis/hari Mefloquine.
6. Jenis Tanaman A. annua Penghasil ACT.
Binomial
Name : Artemisia annua
|
|
Kingdom:
|
|
(unranked):
|
|
(unranked):
|
|
(unranked):
|
|
Order:
|
|
Family:
|
|
Genus:
|
|
Species:
|
A. annua
|
Artemisia annua
|
2 komentar:
sedian DHP brp mg
Utk kasus yg berulang berapa dosisnya dan berapa lama diberikan?
Posting Komentar