Senin, 09 Juni 2014

Antimalaria - Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) (Obat Malaria)


ACT adalah kombinasi obat yang salah satu komponennya adalah Artemisinin atau derivatnya (Artesunate, Artemether, Dihydroartemisinin). Masing-masing derivat Artemisinin tidak mempunyai perbedaan absorpsi dan bioavailabilitas yang signifikan. Artemisinin dan derivatnya dieliminasi secara cepat dari dalam tubuh. Jika dikombinasikan dengan obat yang juga dieliminasi dengan cepat (Contoh: Tetracycline, Clindamycin) maka dibutuhkan durasi terapi selama 7 hari. Durasi terapi dapat dipersingkat menjadi 3 hari jika dikombinasikan dengan obat yang dieliminasi dengan lambat (Contoh: Amodiaquine, Lumefantrine). Pilihan ACT antara lain:
1. Artemether + Lumefantrine (Coartem®) 
Kombinasi ini tersedia dalam formula dosis tetap (fixed-dose combination/FDC) dengan komposisi 20 mg Artemether dan 120 mg Lumefantrine. Rekomendasi dosis didasarkan pada berat badan :
Dosis ini merupakan ekstrapolasi dari 1,7/12 mg/kg Artemether dan Lumefantrine perdosis diberikan 2 kali sehari selama 3 hari. Rentang dosis terapi: 1,4-4 mg/kg Artemether dan 10-16 mg/kg Lumefantrine. Absorpsi Lumefantrine dapat ditingkatkan jika diberikan bersama makanan berlemak, sebaiknya obat diminum segera setelah makan atau minum susu.
2. Artesunate + Amodiaquine (Arsuamoon®, Artesdiaquin®)
Kombinasi ini tersedia dalam kemasan combi pack dengan tablet terpisah yang terdiri dari tablet Artesunate 50 mg & tablet Amodiaquine 150 mg basa. Target dosis: 4 mg/kg/hari Artesunate dan 10 mg/kg/hari Amodiaquine diberikan sekali sehari selama 3 hari. 
Rentang dosis terapi: 2-10 mg/kg/hari Artesunate dan 7,5-15 mg/kg/hari Amodiaquine.
Artesdiaquin® merupakan ACT pertama yang diimplementasikan oleh Depkes sebagai obat program malaria, sedangkan yang beredar sebagai produk komersil adalah Arsuamoon®.
Setelah 2 tahun, muncul kasus kegagalan terapi dengan kombinasi ini di beberapa daerah seperti Papua, Lampung, dan Sulawesi Utara atau pada daerah dengan kegagalan terapi Chloroquine yang cukup tinggi. Pada daerah yang terjadi resistensi terhadap Chloroquine diprediksikan juga terjadi resistensi terhadap Amodiaquine (resistensi silang).
3. Dihydroartemisinin + Piperaquine (DHP)
Dihydroartemisinin adalah metabolit aktif dari artemisinin dan derivatnya. Salah satu perusahaan farmasi nasional telah ditunjuk oleh Dirjen Yanfar dan BPOM untuk mensuplai DHP dengan menggunakan pendekatan special access ke daerah endemik malaria.
Target dosis: 4 mg/kg/hari Dihydroartemisinin dan 18 mg/kg/hari Piperaquine selama 3 hari.
Rentang dosis terapi: 2-10 mg/kg/hari Dihydroartemisinin dan 16-26 mg/kg/dosis/hari Piperaquine.
Sebuah penelitian di Papua menyatakan DHP lebih efektif dan lebih bisa diterima oleh pasien daripada kombinasi Artesunate + Amodiaquine baik untuk mengobati penderita malaria falciparum maupun malaria vivax.
4. Artesunate + Sulfadoxine-Pyrimethamine
Target dosis: 4 mg/kg/hari Artesunate diberikan sekali sehari selama 3 hari dan dosis tunggal Sulfadoxine-Pyrimethamine 25/1,25 mg/kg pada hari pertama.
Rentang dosis terapi: 2-10 mg/kg/hari Artesunate dan 25-70/1,25-3,5 mg/kg/hari Sulfadoxine- Pyrimethamine.
5. Artesunate + Mefloquine
Target dosis: Artesunate 4 mg/kg/hari diberikan sekali sehari selama 3 hari. Mefloquine 25 mg/kg/hari yang diberikan terbagi menjadi 15 mg/kg di hari pertama dan 10 mg/kg di hari kedua atau dibagi dalam 3 hari sehingga diberikan 8,3 mg/kg/hari. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan absorpsi dan mengurangi insidensi terjadinya keluhan mual, muntah, pusing, dysphoria, dan gangguan tidur yang sering terjadi berkaitan dengan terapi Mefloquine.
Rentang dosis terapi: 2-10 mg/kg/dosis/hari Artesunate dan 7-11 mg/kg/dosis/hari Mefloquine.
 6. Jenis Tanaman A. annua Penghasil ACT. 
 
Binomial Name : Artemisia annua
Kingdom:
(unranked):
(unranked):
(unranked):
Order:
Family:
Genus:
Species:
A. annua
Artemisia annua

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

2 komentar:

Utk kasus yg berulang berapa dosisnya dan berapa lama diberikan?

Posting Komentar