Rabu, 21 November 2012

Nyamuk Pelumpuh Otak

Ni  Nyoman Mawar belum bisa melupakan kepergian anaknya. Oka Mahendra, yang meningga beberapa tahun silam. Oka meniggal pada usia lima tahun, disaat sedang lucu-lucunya. Sebelum meninggal, ia sempat terserang demam. Suhu tubuhnya 38 derajat celcius. Ibunya langsung membawanya di bidan desanya. Bidan memberikan obat penurun panas. “siang diberi obat, sore harinya sudah bermain dengan teman-temannya,” ujur Ni Nyoman, rabu pekan lalu.
Keesokan harinya. Oka mengeluh sakit dibagian pinggang kebawah. Oka diperiksa di Rumah Sakit (RS) Wongaya, Dempasar. Di rumah sakit swasta itu, kondisinya sudah semakin kritis. Keluhan nyeri sudah menjalar kesekucur tubuh Oka. Dokter menyarankan, Oka dibawah kerumah sakit daerah Singlah. Naas, baru tiga hari Oka dirawat di Sanglah, Oka tak tertolong. Made hendra, ayah Oka, sempat menanyakan penyakit yang menewaskan anak keduanya itu. Dokter bilang, Oka terkena radaa otak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Japanese enchepalitis, yang biasanya ditularkan nyamuk culex, jenis yang kerap mengigit babi. Dari penuturan Dokter, Nyoman Mawar mensinyalir sumber penyebaran virus itu berasal dari aliran limbah kandang babi tetangga. Kandang babi itu terletak 30 meter dari rumahnya.
Virus Japanese enchepalitis itu pertama kali diketahui mewabah di jepan pada tahun 1924. Sebanyak 55 % penderita radar otak karena Virus Japanese enchepalitis meninggal dunia. Lalu di Thailand, persentase kematian mencapai 35 %. Di Cina, kuman itu juga pernah mengifekssi 122.995 orang. Menurut Agus Sjahrurrahchman, ahli virus pada fakultas kedokteran UI Jakarta, Virus Japanese enchepalitis ini biasanya berkembang biak pada tubuh binatang ternak, seperti babi, kuda, kerbau, dan burung. Virus Japanese enchepalitis ini menulari manusia lewat nyamuk kelompok culex. Nyamuk ini mempunyai ciri-ciri : posisi tubuhnya sejajar dengan permukaan tempat nyamuk ini hinggap. Kepala paruhnya menekuk kebawah. Serangga ini bisa bertelur di air bersih dan kotor, serta beraksi disiang dan malam hari. Ia banyak hidup didaerah peternakan, seperti yang ditemukan dibali. Ia membawa virus setelah menggigit binatang.
Ketika culex menggigit manusia, Virus Japanese enchepalitis ini akan masuk kedalam darah. Pada tahap awal korban akan mengalami gejala demam, sakit kepala, mual – mual, pegal diseluruh tubuh. “Dalam satu-dua pekan, virus bisa masuk kedalam otak lewat darah.” Ujur agus. Setelah sampai di pusat saraf, virus ini hanya butuh 1 sampai 7 hari untuk berkembang biak. Serangga di otak membuat penderita terkena radang otak. Radang otak ini akan menyebabkan penderita lumpuh total atau sebagian, serta gangguan fungsi emosi dan berfikir, sampai tidak sadar diri. Kemungkinan sembuhnya pun amat tipis, sedangkan resiko kematiannya antara 10% dan 50%. “tergantung pada kecepata penanganan dan keganasan virus.” Kata Agus Untuk mencegah timbulnya penyakit itu, pasien harus divaksinasi. Cuman, masalahnya, harga vaksin RP 1.5 juta sekali suntik. Itupun hanya tersedia dijakarta dan Bali. Untuk tindakan preventif, dianjurka n menyemprotkan pembasmi nyamuk dan membersikan lin gkungan.
Sumber : Gatra, 13 Juli 2002

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar