Impian Yang Tertunda
By
: Ernila
Matahari
terbit dari ufuk timur, seperti biasanya di pagi yang sangat cerah, seorang
laki-laki yang berumur tujuh belas tahun
membuka jendela dan memberikan senyumnya untuk mentari pagi. Tidak terlepas
dari rutinitas warga-warga setempat dengan melakoni kegiatan rutinitasnya yaitu berbondong
mencari nafkah dengar bergegas ke sawah, walaupun dengan hasil yang cukup
paspasan itu tidak akan menyurutkan keinginan mereka yaitu menyelekolahkan
anak-anak mereka hinggga berhasil. Termasuk orang tua laki-laki yang menyapa
mentari pagi ia biasa di panggil dengan sebutan yusuf, yaa nama yang bagus nan
gagah segagah orangnya.
Tepat
pada hari sabtu semua sekolah menengah umun akan melaksanakan pengumuman
keluluasn termasuk sekolahnya yusuf , tersadar akan hari bersejarah itu yusuf
segera bergegas untuk menyiapkan diri berangkat kesekolah demi memenuhi
keinginan hati yang merasa was-was dengan hasil yang sekian lama di
tunggu-tunggu setelah melewati tiga tahun belajar di bangku SMA, sementara itu dengan semangat
pula orang tua yusuf segera mencari nafkah demi terwujudnya cita-cita yang di
inginkan anak-anak mereka, sebelum
bergegas melaksanakan keajiba mereka tidak lupa mereka memberikan
dukungan dan doa ke anakny yusuf dan berharap anaknya bisa lulus.
Jam
menunjukan pukul 10:00, seperti yang di janjikan oleh pihak sekolah bahwa
pengumuman akan dilaksanankan pada pukul 10:00, mendengar hal itu yusuf dan
teman-temanya merasa deg-degan dengan hasil pengumumannya, hingga tibalah
saatnya dimana kepala sekolah mengumumkannya, isi pengumumanya yaitu kepala
sekolah mengutarakan bahwa ada siswa yang lulus dan bahkan ada yang tidak lulus,
mendengar hal itu yusuf merasa risau dan akhirnya petugas sekolahpun
membaagikan undangan untuk murid sekaligus amplop tentang kelulusan mereka, di
bukanya yusuf amplop tersebut dengan perlahan dan dia melihat bahwa yang
tertera yaitu dia lulus, tiada terkira kesenangan yusuf saat itu dan segera ia
pulang dan memberitahukan kabar baik itu kepada mereka, orang tuapun bahagia
mendengar hal itu,dan yusufpun mengutarakan keinginan untuk melanjutkan
studinya ke universitas dan di dukung
juga oleh beasiswa yang yusuf terima sehingga membatu mewujudkan keinginanya
itu.
Senja
kini mulai menyapa kembali dengan
keadaan dan suasana hati yusuf yang sangat bersahabat, kesenangan terlihat di
raut wajahya ketika hendak ingin berangkat ke Makassar demi melanjutkan
cita-citanya akan tetapi diapun merasa sedih karena harus meniggalkan kampung
halamanya dan orang tua yang dia sayangi, tapi demi menepis cita-cita itu semua
harus di lewati oleh yusuf.
Sesampainya
di Makassar yusuf langsung mendaftarkan diriny di sebuah universitas yaitu di universitas
islam negeri Makassar, dan yusufpun di terima oleh kampus tersebut akan tetapi
dia sdah melewati beberapa ujian dari kampus tersebut hingga yusuf resmi
tercatat jadi mahasiswa UIN. Hari berganti hari kaeadaan pun juga ikut terelena
di pagi itu , yusuf menjalani berbagai macam kegiatan yang ada di kampusnya,
hingga semesterpun berlalu bgtu cepat.
Yusuf
yang terlihat sopan dan agak sedikit lugu ternyata menyimpan rasa kagum
terhadap salah seorang gadis yang tidak lain teman sekelasnya sendiri, yaa nama
perempuan itu tiara, tiara adalah gadis yang yusuf kagumi dari awal masuk
kuliah akan tetapi dia baru mempunyai nyali untuk mengungkapkan isi perasaannya
itu terhadap gadis yang ia kagumi.
Suattu
ketika, dengan suasana kelas yang seperti biasanya, tamapk teman-temannya
berlalu lalang di kelas seelum perkuliahan di mulai, akan tetapi pada jam
kuliah tersebut merekapun mendapat kabar bahwa dosen ndak masuk mengajar
padansaat itu, seperti biasa merekapun senang karena bisa memanfaatkan waktu
luang itu untuk bercengkrama lebih panjang lagi sengan teman-teman yang lainnya.
Begitu pula dengan yusuf dan pada saat itu pula dia mengumpulkan keberanianya
untuk mendekati gadis yang ia kagumi yaitu tiara, di sapanya tiara dengan
senyuman yang ia yang ia lontarkan begitupun tiara membalasnya hingga dia
berkata “ bolehkah saya duduk di sebelah mu?” tiara menjawab dengan tersipu
malu “ia boleh”, yusuf merasa senag dan
di saaat itulah dia berpikir inilah kesempatan ku untuk mendapatkan gadis yang
ia kagumi selama bertahun-tahun, di situ langsung mengungkapakan isi hatinya
dan dia bertanya ke tiara “kamu sudah punya pacar belum?” tiara menjawab “belum, kenapa?”, yusuf melanjutkan
pembicaraannya “bolehkah aku menjadi kekasihmu?” tiara diam sejenak sambil
berpikir dan diapun menjawab pertanyaaan dari yusuf “ aduuh, yusuf maaf banget
aku tudak bisa terima kamu jadi kekasihku karena kita tahu kita berteman dan
satu kelas pula”
Yusufpun
terdiam sejenak dan dengan hati yang sangat kecewa dia mengatakan “iya ndak
apa-apa mungkin untuk sekarang aku belum bisa mendapatkanmu tapi aku akan tetap
berusaha untuk mendapatkanmu, terimakasih tiara atas waktu dan jawabanya”
tiarapun menjawab “ ia sama-sama”.
Hari
itu hari yang sangat mengecewakan bagi yusuf karena dia di tolak oleh gadis
yang ia kagumi selama ini, hinggga keesokan harinya yusuf tidak terlihat di
kampus di kabarkan yusuf tidak masuk kuliah karena sakit dan informasi itu
dating dari salah satu teman mereka, hingga beberapa hari dan sampai tiga bulan
yusuf pun tidak pernah lagi kekampus di karenakan dia jatuh sakit, hingga
akhirnya yususf memilih pulang kampong untuk berobat di kampungnya, sesampainya
di kampong orang tuanya merasa khawatir dengan keadaan yusuf aaat itu hingga
pada akhirnya merek terus menerus mencari
obat untuk menyembuhkan anak mereka, hingga pada akhirnya yusufpun
sembuh dan berniat untuk kembali ke Makassar sembari melakukan aktifitas
biasanya yaitu kuliah, akan tetapi saat itu yusuf tidak hanya sendiri dia
ditemani oleh motor barunya yand di belikan oleh orang tuanya.
Suasan
hari itu mulai kembali ramai karena kepulangan yusuf yang di nanti oleh
teman-temanya , yusufpun merasa bangga karena sudah di rindukan oleh
teman-temanya, lagi-lagi tersorot matanya ke gadis yang ia kagumi walaupun dia
pernah mengutarakan isi hatinya akan tetapi di tolak juga, tapi yusuf pernah
bejanji bahwa dia akan tetap menanti dan menunggu sampai jawaban yang tiara
keluarkan dengan kata “ia”. Tiara sedang asik membaca di baangunya kemudian
datanglah yusuf dan menanyakan” tiara, bagaiman kabarmu” tiara menjawab ”
Alhamdulillah baik”, perbincangan pun panjang dan sampailah pada akhir
perbincangan dengan kata yang pernah yusuf keluarkan sebelumnya “ tiara,
bolehkah aku menjadi kekasihmu?” kali ini tiara begitu ndak nyangka ternyata dia
masih punya perasaan kepadanya, tiarapun manjawab pertanyaa itu dengan kata
“ia”. Hari itu merupakan hari terindah yang di alami yusuf dia merasa senag
seperti anak remaja sekarang dunia terasa milik kita berdua ucap yusuf sambil
senyum sendiri, jam berganti akhirnya waktu menunjukan pulang yusufpun mengajak
tiara pulang bareng denagn menggunakan motor barunya, dan hamper tiap hari di
lakukan oleh mereka.
Hari
itu suasana kampus tidak seperti biasanya karena ada pertikain antara fakultas
yang satu dengan fakultas yang lain sebut saja pertikaian antara fakultas
tehnik dan fakultas adab, di insiden itu kejadian anarkis yang di lakukan oleh
mahasiswa sangat membahayakan, saling melempar batu, dan bahkan sampai ada yang
membakar motor, tanpa di sadari motor yang di bakar oleh mahasiswa fakultas
tehnik itu yaitu motornya yusuf, melihat keadaan itu yusuf merasa marah dan
sedih , yusuf mencari sipa pelakunya namun ia tidak menemukanya.
Hari-hari
dilalui yusuf dengan rasa dendam terhadap pelaku yang telah mebakar motornya,
dan terpaksa mereka harus berjalan kaki bersama, dan hamper terus menerus kemanapun mereka pergi
mereka selalu bersama hanya saja tidak menggunakan motor lagi.
Di
sebuah tempat, bisa di bilang tempat perbelanjaan di tempat itu yusuf melihat sosok
yang telah membakar motornya, amarahnya pun bangkit ketika melihat orang yang
telah membakar moatornya dan di hampirinya pelaku tersebut, tanpa basa-basi
yusuf memukul dan membunuh pelaku itu, tidak di hiraukanya banyak orang di
tempat itu, yusufpun saat itu di saahkan oleh orang-oarang di sekitar itu dan
pada akhirnya yusuf di tangani oleh pihak yang berwajib, mendengar kabar itu
pihak kampus mengambil kebijakan dengan mengeluarkan yusuf dari kampus dan
yusufpun di penjarakan oleh pihak yang berwajib, apa daya nasi sudah menjadi
bubur keinginan yusuf kuliah di Makassar hanya karena ingin mewujudkan
cita-ciatnya yang pernah di utarakan oleh orang tuanya kini kandas seketika
karena ulahnya sendiri, jelas orang tuanya di kampong merasa kecewa dan sedih karena
anaknya masuk penjara dan itu sangat memalukan keluarga. Yusufpun tidak bisa
berbuat apa-apa lagi karena dia sudah di tanagani oleh pihak yanb berwajib.
Yusuf di penjarakan dan kuliah di berhentikan itulah akibat fatal yang di buat
oleh yusuf sendiri dan semua impian kandas di tengah jalan, dan untuk bis
memiliki tiara selamanya pun kandas.
0 komentar:
Posting Komentar