Ni
Nyoman Mawar belum bisa melupakan kepergian anaknya. Oka Mahendra, yang
meningga beberapa tahun silam. Oka meniggal pada usia lima tahun, disaat sedang
lucu-lucunya. Sebelum meninggal, ia sempat terserang demam. Suhu tubuhnya 38 derajat
celcius. Ibunya langsung membawanya di bidan desanya. Bidan memberikan obat
penurun panas. “siang diberi obat, sore harinya sudah bermain dengan
teman-temannya,” ujur Ni Nyoman, rabu pekan lalu.
Keesokan harinya. Oka mengeluh sakit
dibagian pinggang kebawah. Oka diperiksa di Rumah Sakit (RS) Wongaya, Dempasar.
Di rumah sakit swasta itu, kondisinya sudah semakin kritis. Keluhan nyeri sudah
menjalar kesekucur tubuh Oka. Dokter menyarankan, Oka dibawah kerumah sakit
daerah Singlah. Naas, baru tiga hari Oka dirawat di Sanglah, Oka tak tertolong. Made hendra, ayah Oka, sempat
menanyakan penyakit yang menewaskan anak keduanya itu. Dokter bilang, Oka
terkena radaa otak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Japanese enchepalitis,
yang biasanya ditularkan nyamuk culex, jenis yang kerap mengigit babi. Dari
penuturan Dokter, Nyoman Mawar mensinyalir sumber penyebaran virus itu berasal
dari aliran limbah kandang babi tetangga. Kandang babi itu terletak 30 meter
dari rumahnya.
Virus Japanese enchepalitis itu
pertama kali diketahui mewabah di jepan pada tahun 1924. Sebanyak 55 %
penderita radar otak karena Virus Japanese enchepalitis meninggal dunia. Lalu
di Thailand, persentase kematian mencapai 35 %. Di Cina, kuman itu juga pernah
mengifekssi 122.995 orang. Menurut Agus Sjahrurrahchman, ahli
virus pada fakultas kedokteran UI Jakarta, Virus Japanese enchepalitis ini
biasanya berkembang biak pada tubuh binatang ternak, seperti babi, kuda,
kerbau, dan burung. Virus Japanese enchepalitis ini menulari manusia lewat nyamuk
kelompok culex. Nyamuk ini mempunyai ciri-ciri : posisi tubuhnya sejajar dengan
permukaan tempat nyamuk ini hinggap. Kepala paruhnya menekuk kebawah. Serangga
ini bisa bertelur di air bersih dan kotor, serta beraksi disiang dan malam
hari. Ia banyak hidup didaerah peternakan, seperti yang ditemukan dibali. Ia
membawa virus setelah menggigit binatang.
Ketika culex menggigit manusia, Virus
Japanese enchepalitis ini akan masuk kedalam darah. Pada tahap awal korban akan
mengalami gejala demam, sakit kepala, mual – mual, pegal diseluruh tubuh.
“Dalam satu-dua pekan, virus bisa masuk kedalam otak lewat darah.” Ujur agus.
Setelah sampai di pusat saraf, virus ini hanya butuh 1 sampai 7 hari untuk
berkembang biak. Serangga di otak membuat penderita
terkena radang otak. Radang otak ini akan menyebabkan penderita lumpuh total
atau sebagian, serta gangguan fungsi emosi dan berfikir, sampai tidak sadar
diri. Kemungkinan sembuhnya pun amat tipis, sedangkan resiko kematiannya antara
10% dan 50%. “tergantung pada kecepata penanganan dan keganasan virus.” Kata
Agus Untuk mencegah timbulnya penyakit
itu, pasien harus divaksinasi. Cuman, masalahnya, harga vaksin RP 1.5 juta
sekali suntik. Itupun hanya tersedia dijakarta dan Bali. Untuk tindakan
preventif, dianjurka n menyemprotkan pembasmi nyamuk dan membersikan lin
gkungan.
Sumber : Gatra, 13 Juli 2002
0 komentar:
Posting Komentar