Sabtu, 08 Desember 2012

Urgensi Pendidikan Islam Di Bima


A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam khusus masyarakat muslim yang berkembang sejak zaman Nabi Muhammad Saw. merupakan masa awal pertumbuhan dan persemaian nilai-nilai ke-Islam-an, dimana karakteristik pendidikan Islam berpusat pada sumber al-Qur’an dan hadis secara murni. ketika Nabi Muhammad saw. masih hidup, praktek pendidikan Islam mengikuti tuntunan firman Allah Swt. Serta teladan beliau, tujuan pendidikan Islam waktu itu adalah untuk membentuk sikap takwa dan penanaman nilai-nilai akhlak mulia. Pada saat itu, pendidikan Islam belum terwujud dalam bentuk konsep dan pimikiran yang tertuang dalam karya tulis atau disiplin ilmu secara spesifik, namun praktek pendidikan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Baik dalam keluarga maupun masyarakat, menunjukan nilai-nilai dan prinsip-prinsip pendidikan yang terus menerus menjadi sumber inspirasi untuk dipelajari.   
Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuk-nya Islam ke Indonesia. Dari waktu ke waktu telah terjadi perkembangan dan dinamikanya. Banyak pikiran-pikiran yang berkembang di seputar pendidikan Islam di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam dunia pendidikan, ada yang berbentuk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan ada pula kebijakan yang di keluarkan oleh menteri pendidikan Nasional. salah satu di antara Undang-Undang tersebut adalah yang menjelaskan tentang pendidikan dan fungsinya yaitu:
Undang-Undang sistem pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 1 ayat 1 No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara[1].

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. [2]

Hakikat pendidikan adalah pembentukan manusia ke arah yang di cita-citakan. Dengan demikian pendidikan Islam adalah proses pembentukan manusia ke arah yang di cita-citakan Islam.  Proses membentuk manusia yang di cita-citakan  merupakan pekerjaan besar dan mulia sehingga tanggung jawabnya tidak terletak pada pemerintah saja akan tetapi pada keluarga dan segenap masyarakat di sekitarnya.
Keluarga sebagai wahana pertama dan utama dalam pembentukan manusia dan masyarakat yang berkualitas sangat dituntut peranannya sejak dini. Upaya- upaya menanamkan nilai keimanan, ketakwaan, moral yang baik, budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab sosial dan kebangsaan, tidak akan berhasil tanpa keterlibatan keluarga baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pendidikan  tidak akan berarti jika manusia tidak berada di dalamnya. Hal ini disebabkan karena manusia merupakan subjek dan sekaligus objek pendidikan.[3] Oleh karena itu, dalam  hidup ini belum pernah didengar suatu masa yang luput dari pembahasan tentang pendidikan, baik pada tingkat pendidikan tinggi, maupun tingkat pendidikan yang paling rendah, semua ikut andil dalam membicarakan mengenai pendidikan, karena memang pendidikan merupakan masalah yang tidak pernah selesai( unfinished agenda).[4]
Al-Qur’an dan hadis  yang menjadi sumber utama ajaran Islam dan pendidikan Islam banyak sekali memberikan dorongan pada pemeluknya untuk menciptakan pola hidup yang maju melalui pendidikan, sehingga dengan pendidikan yang maju, kesejahteraan yang menjadi cita-cita bangsa bisa diraih dengan baik. Dalam pada itu , pendidikan merupakan salah satu jalan tol yang ditempuh untuk meningkatkan derajat dan martabat kemanusian bagi kehidupan  dunia dan  akhirat. sehingga fungsi hamba dan khalifah yang melekat pada diri manusia dapat di aktualisasikan dan direalisasikan secara optimal.[5] Pendidikan tersebut terlaksana dengan berbagai macam dan bentuk di tengah masyarakat sebagai usaha untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia secara pribadi maupu masyarakat pada umumnya.
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidkan mustahil manusia kerkembang sesuai dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep Islam. Peranan pendidikan sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, baik dari segi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan peradabannya. Pendidikan berkembang dari bentuknya yang sederhana ke bentuknya yang sangat kompleks sejalan dengan perkembangan budaya tempat pendidikan itu berlangsung. Dalam masyarakat yang sederhana, ketika kebutuhan terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan hidup, maka pendidikan berlangsung secara intuitif dan tradisional[6].
Menurut hemat penulis pendidikan yang sarat dengan metode, tujuan, serta model pendidikan  yang sesuai dengan masyarakat saat ini. Pada kehidupan masyarakat yang  semakin berbudaya dengan tuntutan hidup yang semakin tinggi, pendidikan ditujukan bukan hanya pada pembinaan keterampilan, juga  pengembangan kemampuan-kemampuan teoritis dan praktis berdasarkan konsep-konsep berpikir ilmiah. Oleh karena itu, faktor daya pikir manusia menjadi penggerak terhadap daya-daya lainnya untuk menciptakan peradaban dan kebudayaan yang semakin maju pula. Dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat terus berkompetisi untuk maju. Itulah salah satu ciri dari masyarakat yang dinamis, karena antara pendidikan dan masyarakat harus terjadi proses interaksi, karena pendidikan menjadi tumpuan kemajuan perkembangan hidup bermasyarakat yang mampu meningkatkan derajat dan martabatnya, baik bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti. Sehingga derajat dan martabatnya sebagai khalifah dimuka bumi dapat diraih berkat usaha pendidikan yang bercorak Islami. Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dan ampuh dalam mengangkat harkat dan martabat bangsa. dengan pendidikan, seseorang akan memiliki bekal pengetahuan untuk memasuki lapangan kerja. Pendidikan menjadikan seseorang berilmu pengetahuan, dengan ilmu dan iman, seseorang akan terangkat derajatnya sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an.    
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ  
Terjemahannya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Mujadillah:58/11).[7]
Kehadiran Agama Islam diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan bathin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara baik dalam pengertian yang seluas-luasnya.
Petunjuk-petunjuk agama Islam mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat dalam sumber ajaran-Nya al-Qur’an dan hadis, tanpak sangat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, manusia senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokrasi, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti feodalisme, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia atau bermoral dan bersikap positif. Pendidikan adalah suatu yang esensial bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia bisa belajar menghadapi alam semesta demi mempertahankan kehidupannya. Karena pentingnya pendidikan, islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang urgen dan tinggi dalam doktrin Islam. Hal ini bisa dilihat dalam al-Qur’an yang banyak menjelaskan arti pendidikan bagi kehidupan umat manusia sebagai hamba Allah swt. dalam al-Qur’an ditegaskan bahwa Allah swt.  menciptakan manusia agar menjadi tujuan akhir segala aktivitasnya sebagai pengabdian kepada Allah swt.  
 $tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
Terjemahannya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia supaya mereka  ibadahku (QS. Az-dzariyyah :51/56).[8]

Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat penting. pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang, pendidikan diakui sebagai kekuatan yang dapat menentukan prestasi dan produktivitas manusia. Dengan bantuan pendidikan manusia berkebudayaan dan dengan proses pendidikan itu  pula menuju suatu tingkat perkembangan kepribadian agar manusia kreatif dan produktif dalam menciptakan kebudayaan. Secara teknis juga tujuan pendidikan adalah membudayakan manusia atau membina manusia supaya memiliki kebudayaan.
 Menurut hemat penulis  Pendidikan benar-benar merupakan latihan fisik, mental dan moral bagi individu-individu, supaya mereka menjadi manusia yang berbudaya dan bermoral sehingga mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia dan menjadi warga negara yang berarti dan berguna  bagi masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan memang merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang di selenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan semakim baik dan berkualitas pula  bangsa tersebut. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa setiap reformasi dan pembaruan dalam Islam harus dimulai dengan pendidikan.
Kita sering mendengar rumus sosial bahwa kalau kita ingin memajukan sebuah bangsa, nomor satu utamakan pendidikan, nomor dua utamakan pendidikan, dan nomor tiga hargailah dan muliakanlah guru. Karena itu, para  pemerhati dan pengembang pendidikan Islam tidak henti-hentinya untuk memperbincangkan masalah tersebut. Yakni dari sekian banyak permasalahan yang merupakan tantangan terhadap dunia Islam dewasa ini, maka masalah pendidikan yang paling menantang. Masa depan dunia Islam tergantung kepada cara bagaimana dunia Islam menjawab dan memecahkan tantangan ini. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa masa depan Islam di Indonesia juga tergantung kepada  bagaimana cara umat Islam merespons dan memecahkan masalah-masalah pendidikan yang berkembang di Indonesia, terutama dalam konteks pengembangan sistem pendidikan Islam di masa depan[9].
Banyak tantangan yang di hadapi oleh pendidikan Islam, mulai dari masalah etika dan moralitas hingga berbagai isu nasional dan global, masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupannya, namun di sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia. Dunia modern saat ini, termasuk di Indonesia ditandai oleh kemerosotan akhlak yang benar-benar berada pada taraf yang mengkhawatirkan.
Gejala kemerosotan akhlak tersebut, dewasa ini bukan saja menimpa kalangan dewasa, melainkan juga telah minimpa kalangan pelajar tunas-tunas muda. Orang tua, para pendidik, dan mereka yang berkecimpung dalam bidang Agama dan sosial, banyak mengeluhkan terhadap perilaku sebagian pelajar yang berperilaku nakal, keras kepala, mabuk-mabukan, tawuran, pesta obat-obatan terlarang. [10]
Tingkah laku penyimpangan yang di tunjukkan oleh sebagian generasi muda harapan masa depan bangsa itu sunngguhpun jumlahnya sepersekian persen dari jumlah pelajar secara keseluruhan. Para pelajar yang seharusnya menunjukkan akhlak yang baik sebagai hasil didikkan itu, justru malah menunjukkan tingkah laku yang buruk.
Melihat gejala yang menimpa umat Islam di Indonesia tersebut sebagai dampak dari modernisasi dan globalisasi yang semakin maju dan berkembang. Maka Pendidikan Islam sebagai sarana  yang efektif untuk mengatasi kemerosotan akhlak tersebut, diharapkan menghasilkan manusia yang selalu menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak mulia serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data.[11] Berarti jawaban terhadap rumusan masalah penelitian adalah inti suatu penelitian. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa rumusan masalah adalah batasan-batasan bagi peniliti terhadap apa yang akan diteliti (objek penelitian).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dibuat rumusan masalah yang  sekaligus menjadi batasan objek penilitian  ini, yaitu:
1.      Bagaimana  urgensi pendidikan Islam pada siswa kelas VIII MTs di Pondok Pesantren Ulil Albab Simpasai Lambu Kab. Bima?
2.      Bagaimana moralitas siswa kelas VIII MTs di Pondok Pesantren Ulil Albab Simpasai Lambu Kab. Bima?
3.      Adakah kaitannya pendidikan Islam dengan moralitas siswa kelas VIII MTs di Pondok Pesantren Ulil Albab Simpasai Lambu Kab. Bima?
C.  Hipotesis
              Bertolak dari pemikiran diatas  maka adapun hipotesisnya yaitu di duga bahwa pendidikan Islam sangat urgen dalam menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak mulia pada siswa kelas VIII MTs di Pondok Pesantren Ulil Albab  Simpasai Lambu Kab.Bima. karena pendidikan Islam memiliki konsep dasar yang kokoh dan sempurna  dalam hal membina dan menanamkan keimanan dan nilai moral atau akhlak mulia untuk keselamatan dunia dan akhirat.
D.    Definisi Operasional Variabel
 Defenisi operasional variabel diperlukan untuk menghindari terjadinya kekeliruan penafsiran pembaca terhadap variabel-variabel atau kata-kata, dan istilah-istilah teknis yang terkandung dalam judul.[12] Pengertian operasional variabel dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1.    Urgensi Pendidikan Islam
Urgensi Pendidikan Islam yang dimaksudkan di sini adalah pentingnya peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia dan memiliki moralitas yang baik sebagai manifestasi dari pendidikan Islam. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan,pemahaman, penghayatan, pengamalan dan penanaman nilai-nilai ke-Islam-an, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual dan moralitas tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk dan khlalifah Allah Swt di muka bumi.
Pendidikan Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama Islam diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah swt. dan berakhlak mulia,serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial sebagai pengejewantahan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan Islam itu sendiri.
Pendidikan Islam berarti pembentukan pribadi Muslim, yang berisi pengamalan sepenuhnya akan ajaran Allah swt dan Rasul-Nya. Akan tetapi, pribadi Muslim itu tidak akan tercapai atau terbina kecuali dengan pengajaran dan pendidikan Islam baik secara formal, informal dan nonformal. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pendidikan Islam, dasar dan tujuannya akan dipaparkan pembahasannya satu persatu oleh penulis pada bagian tinjauan pustaka.
2.    Moralitas
Moralitas yang dimaksudkan adalah kepribadian siswa yang berdasarkan nilai-niai Agama Islam, memilih, memutuskan dan berbuat serta bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai Islam. Karena itulah, maka tujuan pembentukan sikap moral merupakan bagian yang sangat urgen dalam pendidikan Islam. Konsep pendidikan Islam terhadap moralitas siswa adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan norma dan nilai Agama Islam menuju kepada terbentuknya moralitas yang baik  menurut ajaran Islam.
Namun secara spesifik, moralitas bagi siswa adalah agar siswa dapat mengetahui perbedaan-perbedaan perangai manusia yang baik dan yang buruk, agar siswa dapat lebih tertarik mengikuti perangai-perangai yang lebih baik dalam paradigma Islam. Moralitas bukanlah sekedar pemberi isyarat mana yang baik dan mana yang buruk. Namun yang terpenting adalah bagaimana mengamalkan dalam mengarungi kehidupan sehari-hari dalam bentuk kebajikan-kebajikan yang mendatangkan kemaslahatan bagi sesama khalifah Allah swt di muka bumi.
E.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan  dari penelitian  ini adalah sebagai berikut:
a.    Untuk mengetahui lebih jauh tentang moralitas siswa kelas VIII MTs di Pondok Pesantren Ulil Albab Simpasai Lambu  Kab. Bima
b.    Untuk mengetahui urgensi pendidikan Islam dan kaitanya dengan moralitas  Siswa kelas VIII MTs di Pondok Pesantren Ulil Albal Simpasai Lambu Kab. Bima.
c.    Supaya penulis  mengetahui keterkaitan pendidikan Islam dengan  moralitas Siswa kelas VIII MTs di Pondok Pesantren Ulil Albab Simpasai Lambu Kab. Bima.
2.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    kegunaan ilmiah, yaitu menambah khazanah pengetahuan penulis                                       pada khususnya dan pembaca pada umumnya. 
b.    Meningkatkan pengetahuan agar penulis serta para khalayak banyak melakukan kajian mendalam tentang teori-teori pendidikan Islam kontemporer
c.    Kegunaan praktis, dengan selesainya penelitian ini, maka akan dituangkan ke dalam bentuk karya tulis ilmiah yang diharapkan dapat menjadi sumbangsih moril kepada para pembaca.
F.     Garis Basar Isi Skripsi
Untuk memperoleh gambaran umum dari keseluruhan rangkaian pembahasan skripsi ini, maka penulis perlu mengemukakan garis besar isi skripsi yang terdiri dari lima bab sebagai berikut:
Bab pertama pendahuluan, yang terdiri dari dari latar belakang masalah yang menguraikan hal-hal yang melatar belakangi timbulnya permasalahan, dan selanjutnya muncul rumusan masalah yang berisi tiga pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, selanjutnya hipotesis yang menerangkan tentang jawaban sementara penulis tentang objek penelitian kemudian menjelaskan pengertian judul atau definisi operasional supaya lebih jelas pokok permasalahan yang akan diteliti, selanjutnya mengungkapkan tujuan dan manfaat dari permasalahan tersebut dan terakhir adalah gari besar isi skripsi
Bab kedua adalah membahas tentang kajian pustaka yang berisi tentang pengertian  pendidikan Islam, dasar  dan tujuan pendidikan Islam serta urgensi pendidikan Islam dan kaitanya dengan moralitas
Bab ketiga adalah membahas tentang metode atau cara yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya jenis dan lokasi penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data
Bab keempat merupakan gambaran inti yang mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan Urgensi pendidikan Islam dan kaitannya dengan moralitas siswa Kelas VIII MTs di Pondok Pesantren Ulil Albab Simpasai Lambu Kab. Bima.
Bab kelima sebagai bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan implikasi penelitian dalam bentuk saran-saran.     


G.    Urgensi Pendidikan Islam dan Kaitannya Dengan Moralitas
1.    Islam dan hubungannya dengan  Pendidikan
Pembicaraan seputar Islam dan pendidikan tetap menarik, terutama dalam kaitanya dengan upaya membangun sumber daya manusia muslim. Islam sebagai agama dan pandangan hidup yang diyakini mutlak kebenaranya akan memberikan arah dan landasan etis dan pendidikan moral. Islam dan pendidikan bagaikan dua sisi sekeping mata uang. Artinya, Islam dan pendidikan memiliki hubungan filosofis yang sangat mendasar baik secara ontologis, epistemologis dan aksiologis. 
Pendidikan merupakan suatu perbuatan dan tindakan. walaupu pendidikan merupakan suatu perbuatan dan  tindakan, namun bukan suatu tindakan dan perbuatan yang sekedar lahiriah, bukan sekedar rangkaian gerak, bukan pula perilaku kosong tanpa makna. Islam datang membawa misi pendidikan yang kuat dan terang untuk kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat kelak.
Hubungan Islam dengan pendidikan merupakan suatu hal yang niscaya berlangsung secara kontekstual dengan nilai-nilai, karena Islam sebagai agama wahyu mengandung sistem nilai yang menjadi pedoman hidup umat manusia dalam segala bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Nilai yang terkandung dalam ajaran Islam akan senantiasa di pahami dan di amalkan baik secara individu maupun sosial, selalu dipengaruhi oleh sistem nilai, baik nilai kultural maupun nilai keagamaan.
1.    Pendidikan Islam dan Moralitas
Secara teorits, pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu merupakan konsepsi pendidikan yang mengandung berbagai teori yang dikembangkan dari wawasan yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an dan hadis. Pendidikan Islam dilihat dari segi sistem, proses, dan produk yang diharapkan maupun dari tugas pokoknya untuk membudayakan umat manusia supaya mengamalkan Islam secara kaffah agar bahagia dunia dan akhirat.
Sejarah panjang pendidikan Islam mulai dari era Rasul hingga kini tujuannya membimbing dan mendidik manusia supaya menjadi insan yang beriman, takwa dan berakhlak mulia karena memang Rasul diutus membawa misi profetis dan humanis untuk seluruh alam


                         [1] UU Sisdiknas No. 20 Tahun  2003(Bandung: Fokusmedia, 2003), h .3.
[2] Ibid.
[3] Samsul  Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Pendidikan era Rasulullah Sampai Indonesia, (cet.I; Jakarta: kencana prenada media group,2007),  h. 5.
[4] Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam: Integrasi Jasmani, Rohani, dan Qalb Memanusiakan Manusia, (cet.III; bandung:remaja rosda karya,2008) , h. 40.
[5] H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, edisi revisi, (cet.I; Jakarta: bumi aksara,2003),  h. 2.
[6] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (cet.II; Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999.), h. 16.
[7] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Cet. IX;  Bandung:  Sygma Examedia Arkanleema,2009). h. 543.
[8] Ibid. h. 523.
8. H. Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (cet.1; Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.37.
[10] H.Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Cet.4;Jakarta:Kencana, 2010), h. 106.
[11]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif , dan R&D, (Cet. VI; Bandung: Alfabeta, 2008), h. 55.
[12]Qadir Gassing, dan Wahyuddin Halim, ed., Pedoman Karya tulis Ilmiah, (Cet. I; Makassar: Alauddin Press, 2008), h. 10.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar