Kabupaten Bima adalah kabupaten paling timur yang ada di kepulauan
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Wilayah ini menyimpan sejuta kekayaan
alam, flora dan fauna, adat istiadat, seni tradisional, dan budaya yang
sangat beragam. Salah satu kekayaan alam yang tak ternilai harganya
adalah Gunung Tambora.
Tambora tidak hanya di kenal sebagai Nama Gunung di Pulau Sumbawa
tetapi juga menjadi Julukan sebuah negeri Kecil yang terletak di Bagian
Utara Pulau Sumbawa. Tambora di kenal di dunia karena Gunung ini pernah
mengalami letusan dahsyat pada tanggal 10 April 1815 bahkan di catat
sebagai letusan terhebat dalam sejarah. Dalam peristiwa letusan tersebut
tercatat 3 kerajaan yang terkubur yakni Kerajaan Tambora, Kerajaan
Sanggar, dan Kerajaan Pekat. Dalam buku Negarakertagama pada masa
pemerintahan Raja Hayam Wuruk Kerajaan Majapahit, ketiga kerajaan ini
adalah termasuk dari sepuluh kerajaan yang ada di Sumbawa.
Selama 10 hari letusannya, Gunung Tambora melontarkan 400 juta ton
belerang beracun dan 150 km kubik di antaranya dilontarkan ke angkasa.
Awan yang muncul menyebabkan pendinginan global atau lebih dikenal
dengan “Year without a summer” dan satu tahun setelah itu Eropa Barat dan timur laut AS dikenal sebagai tahun tanpa musim panas. Ladang
jagungdi Maine,AS musnah akibat beku. Ratusan hektar ladang anggur di
Perancis dan Jerman juga mati. Menurut P.P.Roorda dan Eysinga (tahun
1842) Kerajaan Kecil Pekat, Kerajaan Sanggar dan Kerajaan Tambora
terhapus di muka bumi, hanya tiga atau Empat Orang saja yang selamat.
Mereka itulah yang menyampaikan cerita ini di masyarakat. Peradaban
Kerajaan Kecil Pekat, Kerajaan Sanggar dan Kerajaan Tambora ini sudah
terkubur material vulkanik hampir 200 tahun lalu.
Menurut hikayat, nama tambora berasal dari lakambore yang berarti mau kemana. Ada juga yang mengatakan bahwa tambora berasal dari kata ta dan mbora
yang berarti mengajak menghilang. Konon dahulu ada orang sakti yang
bertapa di gunung itu dan kemudian menghilang dan tidak ditemukan lagi.
Gunung tambora merupakan Sratovulkano yang terletak di Pulau Sumbawa
dan merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung ini
adalah Busur Sunda, Tali dari Kepulauan Vulkanik yang membentuk rantai
selatan kepulauan Indonesia. Gunung Tambora menempati Semenanjung yang
merupakan bagian dari pulau sumbawa terbentuk oleh proses pertumbuhan
gunung Tambora itu sendiri yang dinamakan semenanjung Sanggar. Disisi
utara semenanjung tersebut di batasi oleh Laut Flores, dan disebelah
Selatan dibatasi oleh Teluk Saleh dengan panjang 86 Km dan lebar 36 Km.
Pada mulut teluk Saleh terdapat Pulau kecil disebut Pulau Moyo.
sejumlah arkeolog vulkanologi dan Direktorat Vulkanologi menemukan
aneka peninggalan gerabah, tulang, dan perhiasan perunggu yang terkubur
lebih dari tiga meter dalamnya. Beberapa penemuan awal menunjukkan
terdapat hubungan yang erat antara penduduk Tambora dengan Indo Cina.
Kemudian pada tahun 2008 Museum Geologi Bandung mengadakan penelitian
terpadu bekerjasama dengan Dinas Pertambangan Mataram dan Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional serta dari Balai Arkeologi Denpasar.
Dengan bantuan hasil rekaman alat GPR (Ground Penetration Radar) yang
dapat merekam keadaan struktur dan material di bawah tanah dapat
memberikan indikasi keberadaan temuan sehingga lebih mudah mengadakan
ekskavasi untuk menemukan sejumlah temuan seperti sisa bangunan yang
tampak jelas utuh, komponen atap rumah, kerangka atap bambu dan tiang
penyangga. Temuan ini mengidentifikasi bahwa bangunan rumah ini
merupakan bangunan dengan material alam (bangunan biologi) menggunakan
konstruksi rumah panggung yang umumnya dikenal pada rumah-rumah
tradisional nusantara. Pada kesempatan ini juga ditemukan padi dalam
jumlah banyak yang masih utuh, biji kemiri, dan kapulaga, yang posisinya
pada sisa reruntuhan bangunan beratap ilalang kemungkinan dapur. Temuan
penting lainnya adalah sebuah keris yang terselip di pinggang kiri
serta sejumlah perhiasan cincin emas dan perak dengan beberapa memakai
permata, gelang, bandulan kalung, dan kotak tembakau, serta peralatan
dapur seperti niru, sendok tempurung kelapa, alat makan dari batok
kelapa, tali tambang, batu ulekan, keramik, gerabah, bakul, pisau,
kemiri, tombak, dan alat-alat tenun. Kegiatan penggalian tahun 2010
telah ditemukan konstruksi bangunan, keramik, kunci, alat tenun,
segulung tali, mangkok dari batok kelapa, rangka manusia yang terkena
pasir panas. Kemudian yang terakhir adalah kegiatan ekskavasi yang
dilakukan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan dari Balai Arkeologi
Denpasar beserta
Secara administratif gunung ini terletak di Dua Kabupaten yaitu,
Kabupaten Dompu (Sebagian Kaki sisi Selatan sampai barat Laut) dan
Kabupaten Bima (Bagian Lereng sisi Selatan Hingga Barat Laut, dan Kaki
Hingga Puncak sisi timur hingga utara), Propinsi Nusa Tenggara Barat,
Tepatnya pada 08o 10’ 24” LS dan 117o 50’ 54,2”BT
dengan ketinggian 2.851 meter dari permukaan laut dengan ketinggian 4100
meter, akibat letusan dahsyatnya, kini hanya masih separuhnya yang
menyisakan kawah kepundan yang sangat luas berdiameter 7 km. Dengan
kedalaman mencapai 1200 meter dari bibir kaldera.
Selain Seismologis dan Vulkanologis yang mengamati aktifitas gunung
tersebut, gunung Tambora adalah Daerah untuk riset ilmiah Arkeolog dan
biologi. Gunung ini juga menarik turis untuk mendaki dan aktifitas marga
satwa. Dompu dan Bima adalah Daerah letaknya paling dekat dengan gunung
ini. Di lereng Gunung Tambora, terdapat beberapa Kecamatan. Sebelah
timur terdapat Kecamatan Sanggar, sebelah Barat Laut terdapat Kecamatan
Pekat dan Pesanggarahan. Disebelah Barat terdapat Kecamatan Tambora.
0 komentar:
Posting Komentar