Tulisan ini saya muat dalam group Bima Tanahku dan saya muat kembali disini agar bisa terakses lebih luas oleh siapapun yang ingin membacanya.
Membaca beberapa Notes di group ini yaitu:
dua buah artikel tentang perjalanan sejarah Dana Mbojo ada jaman
lampau. tulisan itu bercerita tentang asal usul Generasi raja-raja Bima
yang dimulai dari kedatangan Sang Bima dst yang dikatakan berkaitan
erat dengan pasang surutnya kerajaan majapahit.
Saya tertarik mengangkat informasi dari perspektif lain mengenai silsilah raja-raja Bima yang berkaitan dengan mitos sawerigading dalam Kitab I Lagaligo. Kenapa kita katakan sebagai mitos, karena kitab Lontar ada jaman dahulu banyak berceritakan tentang peristiwa masa lalu dalam bentuk legenda, mitos, atau dongeng sehingga ada sebagian yang tidak rasional dan tak bisa jadi rujukan sejarah, namun ada bagian-bagian yang berkaitan dengan realitas ada masa lalu yang bernilai sejarah. Menurut saya mitos-mitos itu banyak bisa kita temui dalam lontaraq (bahasa bugis dari kitab yang ditulis di daun lontar) seperti Bo Lama (catatan kerajaan Bima pra kesultanan), serta banyak lontaraq Bugis Makassar khususnya lontaraq paling tua yang berisi kitab I Lagaligo.
Dalam salah satu sumber pdf Epos I Laga Ligo saya pernah menemukan data
Lontaraq Bugis kuno yang kini tersimpan di Belanda tentang perjalanan
Sawerigading ke beberapa daerah. Data itu berbentuk risalah (ringkasan)
mengenai daftar no urut pengarsipan lontaraq. ada salah satu daftar
saya mendapati data ternyata perjalanan sawerigading dari Sulawesi
sampai juga ke daratan Bima dan Dompo (dompu).
ROL. 6 No.5 Aksara:Bugis Lontaraq, mengenai: Perjalanan Sawerigading ke
Bima dan disambut baik oleh Kerajaan Bima. Bisa dilihat di: http://www.kitlv.nl/pdf_documents/187_HASSA_Microfilms.pdf
Sawerigading sendiri dipercaya sebagai leluhur/raja pertama yang
mempersatukan daratan Sulawesi. Asal usulnya dikatakan sama (segaris)
dengan “mitos” asal usul Sang Bima yang titisan Dewata (jin).
Bisa dibaca di buku: Henri Chambert-Loir, 1985. ” Cerita Asal Bangsa
Jin dan Segala Dewa-Dewa”, Textes et documents Nousantarieus: Ecole
Francaise de’ extreme-orient. ( naskah diterjemahkan dari manuskrip
silsilah Raja-Raja Bima, Jawa).
sumber:
dalam cerita dan hasil dari manuskrip Raja-Raja Bima di Jawa, pihak di
Perancis telah menterjemahkan kitab manuskrip ketrunan Raja-Raja Jin di
Bima dan Luwu, [informasi ini jangan epenuhnya dipercaya, baca kembali tentang mitos yang saya tulis diatas]:
Ketrunan Raja Bima di Jawa dan Raja Luwu di Sulawesi adalah hasil dari
ketrunan Raja-Raja Jin yang dipanggil sebagai dewa-dewa yang mempunyai
salur galur Jan Marjan, iaitu leluhur segala jin-jin di dalam dunia ini.
Jan Marjan dikatakan mempunyai tiga orang anak, dari tiga orang anak
inilah, ada yang menjadi dewa, peri, hantu syaitan, orang bunian dan
makhluk ghaib. Ada yang Islam, Kristen dan berbagai agama/kepercayaan…
Iskandar Zulkarnain juga menikah dengan puteri jin bernama Julus
Asyikin dan mendapat tiga putera yang menurunkan Raja Rum Istanbul, Raja
China dan Raja Andalas ( Sumatera). Dalam buku ini menulis silsilah
berikut: Raja Istanbul-Raja China-Raja Andalas anaknya Iskandar+Tajul
Asyikin anaknya Bat Tunggal anaknya Beg Basugi anaknya Mah. Tunggal
Pandita anaknya Mah. Ind. Palasyara anaknya Bat. Ind. Manis anaknya Bat.
Ind. Brama anaknya Bat Ind. Guru anaknya Sang yang Tunggal anaknya Jan
Marjan ( leluhur Segala Jin Atas Dunia).
Jan Marjan mempunyai tiga anak, Sang Yang Tunggal yang menurunkan
ketrunan jin dan manusia menjadi raja-raja dunia dan hantu syaitan, Sang
Yg Winaya menurunkan ketrunan Dewa dan Mambang dan Sang Yang
Jaharanang menurunkan ketrunan Cendera dan Peri.
…………………dst
Dengan kata lain Raja Bima, Raja Dompu dan raja Bugis di Luwu dikatakan mempunyai genetik jin.
Informasi dari lontaraq diatas memang lebih bernilai mitos (mpama mpemo
dalam bahasa kita) namun yang menjadi bahan perhatian kita adalah:
1. Kesamaan mpama mpemo tentang “darah jin” dalam diri leluhur
raja-raja Bima dan raja-raja Luwuk (dan Sulawesi selatan secara umum)
dari berbagai versi cerita. http://books.google.com/books?id=6Q71wFB4YxQC&lpg=PP1&pg=PA72#v=onepage&q=galigo&f=false
2. Kedatangan Sawerigading Ke Bima, Hal ini menurut saya pasti tercatat
dalam Bo kerajaan Bima, namun seperti yang kita tahu banyak bagian bo
lama khususnya yang masih beraksara sansekerta atau jawa kuno yang
hilang dan tak bisa ditelusuri lagi. Menyisakan pertanyaan mengenai
latar belakang dan dampak dari kedatangan Sawerigading tersebut dan
bagaimana korelasi Sang Bima dengan Sawerigading
Benang merah itu yang selama ini saya cari dalam beberapa penelusuran
sendiri dan kini coba saya angkat untuk mendapatkan masukan² lain yang
semoga bisa mencerahkan kita dalam merangkai dan menikmati kekayaan
khasanah budaya Mbojo yang indah…
..wallahulam..
mohon koreksi kalau ada kesalahan fakta dan opini.
0 komentar:
Posting Komentar