Rabu, 11 Desember 2013

Jelajah Gunung Tambora Daerah Bima NTB

Kabupaten Bima adalah kabupaten paling timur yang ada di kepulauan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Wilayah ini menyimpan sejuta kekayaan alam, flora dan fauna, adat istiadat, seni tradisional, dan budaya yang sangat beragam. Salah satu kekayaan alam yang tak ternilai harganya adalah Gunung Tambora.
Tambora tidak hanya di kenal sebagai Nama Gunung di Pulau Sumbawa tetapi juga menjadi Julukan sebuah negeri Kecil yang terletak di Bagian Utara Pulau Sumbawa. Tambora di kenal di dunia karena Gunung ini pernah mengalami letusan dahsyat pada tanggal 10 April 1815 bahkan di catat sebagai letusan terhebat dalam sejarah. Dalam peristiwa letusan tersebut tercatat 3 kerajaan yang terkubur yakni Kerajaan Tambora, Kerajaan Sanggar, dan Kerajaan Pekat. Dalam buku Negarakertagama pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk Kerajaan Majapahit, ketiga kerajaan ini adalah termasuk dari sepuluh kerajaan yang ada di Sumbawa.
Selama 10 hari letusannya, Gunung Tambora melontarkan 400 juta ton belerang beracun dan 150 km kubik di antaranya dilontarkan ke angkasa. Awan yang muncul menyebabkan pendinginan global atau lebih dikenal dengan “Year without a summer” dan satu tahun setelah itu Eropa Barat dan timur laut AS dikenal sebagai tahun tanpa musim panas. Ladang jagungdi Maine,AS musnah akibat beku. Ratusan hektar ladang anggur di Perancis dan Jerman juga mati. Menurut P.P.Roorda dan Eysinga (tahun 1842) Kerajaan Kecil Pekat, Kerajaan Sanggar dan Kerajaan Tambora terhapus di muka bumi, hanya tiga atau Empat Orang saja yang selamat. Mereka itulah yang menyampaikan cerita ini di masyarakat. Peradaban Kerajaan Kecil Pekat, Kerajaan Sanggar dan Kerajaan Tambora ini sudah terkubur material vulkanik hampir 200 tahun lalu.
Menurut hikayat, nama tambora berasal dari lakambore yang berarti mau kemana. Ada juga yang mengatakan bahwa tambora berasal dari kata ta dan mbora yang berarti mengajak menghilang. Konon dahulu ada orang sakti yang bertapa di gunung itu dan kemudian menghilang dan tidak ditemukan lagi.
Gunung tambora merupakan Sratovulkano yang terletak di Pulau Sumbawa dan merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung ini adalah Busur Sunda, Tali dari Kepulauan Vulkanik yang membentuk rantai selatan kepulauan Indonesia. Gunung Tambora menempati Semenanjung yang merupakan bagian dari pulau sumbawa terbentuk oleh proses pertumbuhan gunung Tambora itu sendiri yang dinamakan semenanjung Sanggar. Disisi utara semenanjung tersebut di batasi oleh Laut Flores, dan disebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Saleh dengan panjang 86 Km dan lebar 36 Km. Pada mulut teluk Saleh terdapat Pulau kecil disebut Pulau Moyo.
sejumlah arkeolog vulkanologi dan Direktorat Vulkanologi menemukan aneka peninggalan gerabah, tulang, dan perhiasan perunggu yang terkubur lebih dari tiga meter dalamnya. Beberapa penemuan awal menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara penduduk Tambora dengan Indo Cina. Kemudian pada tahun 2008 Museum Geologi Bandung mengadakan penelitian terpadu bekerjasama dengan Dinas Pertambangan Mataram dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional serta dari Balai Arkeologi Denpasar. Dengan bantuan hasil rekaman alat GPR (Ground Penetration Radar) yang dapat merekam keadaan struktur dan material di bawah tanah dapat memberikan indikasi keberadaan temuan sehingga lebih mudah mengadakan ekskavasi untuk menemukan sejumlah temuan seperti sisa bangunan yang tampak jelas utuh, komponen atap rumah, kerangka atap bambu dan tiang penyangga. Temuan ini mengidentifikasi bahwa bangunan rumah ini merupakan bangunan dengan material alam (bangunan biologi) menggunakan konstruksi rumah panggung yang umumnya dikenal pada rumah-rumah tradisional nusantara. Pada kesempatan ini juga ditemukan padi dalam jumlah banyak yang masih utuh, biji kemiri, dan kapulaga, yang posisinya pada sisa reruntuhan bangunan beratap ilalang kemungkinan dapur. Temuan penting lainnya adalah sebuah keris yang terselip di pinggang kiri serta sejumlah perhiasan cincin emas dan perak dengan beberapa memakai permata, gelang, bandulan kalung, dan kotak tembakau, serta peralatan dapur seperti niru, sendok tempurung kelapa, alat makan dari batok kelapa, tali tambang, batu ulekan, keramik, gerabah, bakul, pisau, kemiri, tombak, dan alat-alat tenun. Kegiatan penggalian tahun 2010 telah ditemukan konstruksi bangunan, keramik, kunci, alat tenun, segulung tali, mangkok dari batok kelapa, rangka manusia yang terkena pasir panas. Kemudian yang terakhir adalah kegiatan ekskavasi yang dilakukan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan dari Balai Arkeologi Denpasar beserta

para wartawan  kompas pada bulan Juni tahun 2011 lalu menemukan sebuah konstruksi bangunan rumah yang telah roboh.
Secara administratif gunung ini terletak di Dua Kabupaten yaitu, Kabupaten Dompu (Sebagian Kaki sisi Selatan sampai barat Laut) dan Kabupaten Bima (Bagian Lereng sisi Selatan Hingga Barat Laut, dan Kaki Hingga Puncak sisi timur hingga utara), Propinsi Nusa Tenggara Barat, Tepatnya pada 08o 10’ 24” LS dan 117o 50’ 54,2”BT dengan ketinggian 2.851 meter dari permukaan laut dengan ketinggian 4100 meter, akibat letusan dahsyatnya, kini hanya masih separuhnya yang menyisakan kawah kepundan yang sangat luas berdiameter 7 km. Dengan kedalaman mencapai 1200 meter dari bibir kaldera.
Selain Seismologis dan Vulkanologis yang mengamati aktifitas gunung tersebut, gunung Tambora adalah Daerah untuk riset ilmiah Arkeolog dan biologi. Gunung ini juga menarik turis untuk mendaki dan aktifitas marga satwa. Dompu dan Bima adalah Daerah letaknya paling dekat dengan gunung ini. Di lereng Gunung Tambora, terdapat beberapa Kecamatan. Sebelah timur terdapat Kecamatan Sanggar, sebelah Barat Laut terdapat Kecamatan Pekat dan Pesanggarahan. Disebelah Barat terdapat Kecamatan Tambora.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar