Rabu, 06 Februari 2013

Sistem Perekonomian Kaum Kapitalisme




              
A.     Kapitalisme
Munculnya arus utama (mainstream) ekonomi atau biasa disebut dengan kapitalisme, meramba keseluruh derivasi ekonomi.  Kekuatan yang besar serta daya adaptasi yang baik terhadap perubahan waktu, mengkokohkan kaptalisme sebagai satu-satunya system ekonomi yang dianggap paling sahih. Kapitalisme sendiri merupakan  sebuah paham yang mengandalkan kekuatan modal serta bercirikan kebebasan berekonomi.
Munculnya kapitalisme sendiri diawali dari terbitnya buku yang sangat dipuja oleh kaum ekonom klasik, the wealth of nations karangan Adam Smith. Dengan teori the invisible hand yang mengungkapkan bahwa ekonomi berjalan dengan optimum dan efisien dengan sendirinya. Peran pemerintah terhadap sector ekonomi diharapkan tidak ada. Dalam kerangka teori klasik pemerintah dianggap akan mendistorsi pasar dari titik keseimbangan ekonomi (equilibrium). Pada kenyataan ada kesenjangan antara ranah teoritik dengan realitas, antara das sein dan das sollen. Pemikiran ekonomi klasik pengikut Adam Smith terbukti secara empiric tidak dapat mengakomodasi tujuan ilmu ekonomi sesungguhnya, yaitu kesejahteraan masyarakat. Maka bermunculan modifikasi dari system kapitalis itu sendiri yang menantang keberadaan kapitalis ortodoks. Seperti state capitalism, welfare state, dan mixed economy.
Inflasi-inflasi dalam system kapitalisme menjadi salah satu siklus dan terus berulang-ulang dan tidak dapat tidak harus  dihadapi oleh setiap Negara didunia. Lagi pula para ekonom sepakat bahwa inflasi dalam tingkatan yang moderat merupakan hal yang lasim dan justru dapat berakibatkan baik bagi perekonomian . namun apabila yang terjadi adalah tingkat inflasi yang tinggi, ini tentu saja dapat menghalangi laju perkembangan ekonomi suatu Negara secara signifikan.
Salah satu factor yang menyebabkan terciptanya inflasi adalah system bunga yang merupakan salah satu keluaran dari system kapitalisme itu sendiri. Munculnya krisis financial terutama disebabkan penggunaan mekanisme bunga dalam perekonomian. Hal ini mengakibatkan keputusan investasi tidak berkenaan langsung terhadap sector rill. Implikasinya berupa pertumbuhan sector financial yang lebih tinggi dari pada sector barang dan jasa. Konsekuensi logis dari masalah ini berupa tingkat inflasi yang tidak wajar dan seharusnya tidak terjadi, ini disebabkan daya beli uang terhadap barang dan jasa menurun. Selain inflasi, bunga juga dapat menimbulkan hal buruk lain bagi perekonomian berupa mekanisme spekulasi yang motifnya dianggap telah lasim dalam ekonomi modern.
Krisis ekonomi sekarang  dianalogikan dengan depresi 1930-an, jelas merupakan akibat logis dari investasi berlebihan (over-investment) terutama dalam sector real-state yang sesungguhnya kurang produktif tetapi sangat menguntungkan. Karena usaha-usaha “spekulatif” ini dalam real-state ini dibiayai dengan kredit-kredit perbankan.

B.      Neo Liberalisme
Secara garis besar Mansour Fakih (2003) menjelaskan pendirian paham neoliberalisme:
1)      Biarkan pasar bekerja tanpa distorsi, keyakinan ini berakibat bahwa perusahaan sewasta harus bebas dari intervensi pemerintah apapun akibat sosial yang dihasilkan.
2)      Kurangi pemborosan dengan memangkas semua anggaran Negara yang tidak perlu seperti subsidi untuk pelayanan sosial seperti anggaran pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial lainnya.
3)      Perlu diterapkan deregulasi ekonomi, mereka percaya bahwa regulasi selalu mengurangi keuntungan, termasuk regulasi mengenai AMDAL. Keselamatan kerja dan sebagainya.
4)      Privatisasi semua badan usaha Negara. Privatisasi ini termasuk juga perusahaan-perusahaan strategis yang melayani kepentingan rakyat banyak seperti PLN, Sekolah dan Rumah Sakit. Hal ini mengakibatkan kosentrasi capital ditangan sedikit orang dan memaksa rakyat kecil membayar lebih mahal atas kebutuhan dasar mereka.
5)      Masukkan gagasan seperti “barang-barang pablik”, “gotong royong” serta berbagai keyakinan solidaritas sosial yang hidup dimasyarakat kedalam peti es dan selanjutnya digantikan dengan gagasan “tanggung jawab individual”.

Dalam rangkah memantapkan kebijakan neo-liberal, para pendukung (amerika serikat) secara gencar mengkempanyekan  mitos-mitos yang berkaitan denga neo-liberalisme dan lebih lanjut tentang pasar bebas. Misalnya:
1)      Perdagangan bebas akan menjamin pangan murah dan kelaparan tidak akan terjadi. Kenyataannya bahwa perdagangan bebas justru menungkatkan harga pangan.
2)      WTO dan TNC akan memproduksi pangan yang aman. Kenyataannya dengan menggunakan pestisida secara berlebih dan pangan hasil rekayasa genetic justru membahayakan kesehatan manusia dan juga keseimbangan ekologis.
3)      Kaum perempuan akan diuntungkan dengan pasar bebas pangan. Kenyataannya perempuan petani semakin tersingkir baik sebagai produsen maupun konsumen.
4)      Bahwa paten dan hak kekayaan intelektual akan melindungi inovasi dan pengetahuan. Kenyataannya, paten justru memperlambat ahli teknologi dan membuat teknologi menjadi mahal.
5)      Perdagangan bebas di bidang pangan akan menguntungkan konsumen karena harga murah dan banyak pilihan. Kenyataannya justru halite mengancam ketahanan pangan di Negara-negara dunia ke-3.



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar