Selasa, 30 September 2014

Sekarang aku di UNM Makassar




UNM Makassar adalah kampus ke-dua-ku untuk mengambil Program Pascasarjana (S2) Pendidikan Biologi yang dulunya saya kuliah di UIN Alauddin Makassar untuk program S1 Pedidikan Biologi. Dengan tekat serta kemauan yanng kuat saya melanjutkan studi S2 di UNM, walaupun segala keterbatasan yang saya miliki, baik dari segi finansial maupun material, itu tak menyurutkan niat saya untuk melanjutkan studi walaupun terasa sedikit memilukan. Pada awalnya orang tua saya tidak tahu bahwa saya kuliah lagi, karena bagi mereka kuliah S2 itu sangatlah Mahal, tapi kemauanku sangat bulat untuk lanjut.
Pada suatu malam saya pergi ke Internet untuk mengakses informasi penerimaan Program Pascasarjana S2 UNM Makassar dan saya langsung mengunggah File Formulir Pendaftaran PPs. UNM Makassar tahun 2013, setelah itu saya memenuhi segala persyaratan yang tertera dalam Formulir tersebut, setelah semuanya sudah terpenuhi dengan mengantongi uang Rp. 500.000.00,- saya menyembalikan Formulir sesuai dengan jadwal dan persyaratan yang tertera di Formulir tersebut, dengan penuh semangat dan harapan lulus, saya menelurusi pinggir jalan ibu kota Makassar dengan jalan kaki, setelah kurang lebih 30 menit berjalan akhirnya saya sampai di Kampus UNM Makassar, ini adalah hari pertama saya jalan kaki menuju Kampus UNM Makassar Jln. A.Pettarani Makassar, dengan senyuman dan sapaan yang sopan, pegawai administrasi bagian penerimaan Mahasiswa Baru PPs. UNM Makassar 2013, menyapa saya dengan sebutan “Ada yang Bisa Kami Bantu Pak”, dengan sedikit cangguh saya sodorkan Formulir dan Uang Pendaftaran sebesar Rp. 500.000,- sesuai dengan jumlah uang pendaftaran yang ada di formulir, satu pertanyaan yang belum saya temukan jawaban dari sapaan dari Pegawai tadi, apakah semua yang ada di PPs itu disapa dengan Bapak dan ibu,,?.
Saya pulang ke Kos dengan menelusuri jalan yang sama, sejak itu saya trus berdoa semoga berkas yang saya tadi lulus dan berhak mengikuti tes tetulis selanjut, seteleh beberapa bulan kemudian saya mengecek di internet tentang nama-nama yang lulus berkas, berkas saya lulus pada urutan ke-12 dari 21 pendaftaran gelombang pertama, saya merasa bersyukur karena berkas saya lulus dari seleksi, pada saat itu saya pulang ke kos dengan bahagia, panasnya matahari tidak dihiraukan olehku, setelah sesampainya di kos saya langsung ambil HP ingin menelpon Ibu dan Bapak di Kampung, saya ingin memberikan berita bahagia ini kepada mereka, tapi tiba-tiba saja wajah ini memancarkan kesedihan, saya khawatir dengan kabar yang saya berikan, mereka merasa terbebani lagi dengan ongkos kuliah, akhirnya saya ulurkan liatku untuk menelpon mereka, setelah menunggu beberapa bulan menunggun, akhirnya tibalah waktunya untuk mengikuti tes tertulis. Waktu itu saya terlambat mengikuti tes dan semua peserta sudah memadati ruangan ujian, saat itu hati bertanya “mungkinkah saya lulus bersaing dengan ratusan peserta ujian PPs ini,,?? Ujianpu telah berlalu tanpa hambatan sedikitpun dan tingga menunggu hasil ujian tertulis dan jika lulus akan dilanjutkan dengan tes kesehatan, psikologi dan wawancara langsung.
Setelah menunggu beberapa bulan, hari ini adalah hari pengumuman kelususan ujian tertulis, dengan penuh semangat saya pergi ke internet untuk mengecet keberadaan namaku dengan kategori lulus atau tidak dalam ujian tertulis, dengan dada dek-dekan saya mengamatan dengan cermat nama-nama peserta ujian yang lulus tes PPs, saya senang dan bahagia ketika melihat namaku yang lulus dalam ujian tertulis tersebut, saat ini akulah orang yang paling bahagia dan beruntung di dunia ini, ini semua tidak terlepas dari karunia yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya, dengan penuh semangat yang tinggi, saya langsung memberi kabar kepada orang tua saya di kampung bahwa saya telah lulus tes seleksi penerimaan mahasiswa baru untuk S2, orang tuaku merespon dengan baik dan turut merasa bahagia, walaupun dalam hatinya berkata lain, tapi hal itu harus saya informasikan dengan mereka, saat saya menyapaikan berita bahagia itu, orang tuaku hanya bilang dengan segala keterbatasan yang ada “belajarlah dengan baik dan jadilah anak yang membanggakan orang tua nusa dan bangsa”.
Pada bulan berikutnya saya mengikuti tes kesehatan, psikologi dan tes wawancara, dengan antrian yang begitu panjang dan lama, saya selalu sabar menunggu giliran berikutnya untuk di tes, tes tersebut berjalan selama tiga hari mengingat jumlah mahasiswa yang tidak sebanding dengan jumlah tim pemeriksaan kesehatan dan psikologi, tespun terus berlangsung sampai tiba waktunya giliran saya untuk di tes, pada saat itu ada orang papua yang mengikuti tes psikologi dengan saya, orang papua ini membuat kocak dokter dan seluruh orang yang ada di dalan ruangan, karena gaya bahasanya yang unik dan cara mereka menggambar bidang yang di perintahkan oleh dokter saraf tersebut, itu adalah pengalaman yang gokil pada saat itu. Tes berjalan dengan mulus dengan harapan hasilnya lulus akan mulus pula.
Setelah melihat hasil tes kesehatan dan psikologi, semuanya aman terkendali dan lulus, sekarang tibalah waktunya untuk melakukan tes wawancara, tes wawanca ini bertujuan untuk menentukan kelas belajar pada saat proses [erkuliahan nantinya. Tes ini dilakukan secara langsung oleh ketua PPs Pendidikan Biologi, ini berlangsung cukup lama mengantri satu per satu di depan ruangan ketua PPs pendidikan biologi. Sekarang giliran saya yang di tes, hal yang paling mengharukan bua saya adalah ketika Prof. Bertanya tentang penghasilan kedua orang tua saya, dan saya harus menjwab dengan jujur walaupun didalam hati memberontak untuk menyatakan jangan, tapi itu harus saya lakukan, saat di wawancarai beliau menyarankan aga saya berpikir lagi untuk melanjutkan kuliah di S2, itu membuat saya merasa sedih dan ingin mengeluarkan air mata, dengan suara yang penuh semangat saya menyatakan telah siap lahir dan bathi, Prof pun tersenyum dengan simpul mendengar pengapaian dari saya sambi menyodorkan surat kontrak kuliah untuk di tanda tangan dengan periode selama duna tahu berjalan sambil menjelaskan maksud dan tujuan dari surat tersebut. Proses tes wawancara pun telah selesai bertanda saya sudah berhak memperoleh ilmu di bangku S2,
Hari ini adalah hari pertama saya mengikuti perkuliahan S2, di dalam ruangan kuliah saya di pertemukan dengan berbagai suku dan bangsa yang ada di indonesia, setiap suku dan bangsa memiliki ciri khas yang bisa membedakan seseorang dari suku mana, ini menambah ruangan kuliah semakin indah karena terdapat banyak warna di dalamnya. Pada kuliah perdana ini saya di pertemukan kembali dengan dosen yang pernah mengajar saya waktu S1 di UIN Makassar, yaitu Pak Dr. Muhammad Khalifah Mustamin, M.Pd, beliau adalah Dosen Inspirasi, Motivasi dan Favorit saya yang tiada duanya, karena termotivasi dari beliaulah saya melanjukan S2, dengan harapan kelak saya bisa mengikuti jejak beliau dan mudah-mudahan suatu saat nanti saya juga bisa foto bareng sama beliau, kemudian Pak Hartono, S.Si, M.Biotec. beliau adalah dosen Bioteknolgi yang saya S1 dan sekarang beliau masih memegang mata kuliah Bioteknologi



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar