- Budaya Santabe (Sopan Santun) Budaya “santabe” dalam bahasa kita (Bima-Dompu) menjadi sesuatu yang mengentalkan budaya sopan santun kita. Namun semakin hari seiring dengan perkembangan zaman, tekhnologi yang semakin berkembang nilai-nilai itu hilang seketika dan merambah pada tingkat kriminal yang akut. Pada saat norma yang mulai terkikis dan mode menjadi pilihan utama budaya baca yang awalnya sudah asing menjadi sangat asing dan kemudian kabur tidak jelas.
- Budaya Rimpu Mpida (Menutup Aurat) Rimpu menjadi cerminan masyarakat Bima yang menjunjung tinggi nilai keislaman, selain itu juga buat melindungi diri ketika beraktivitas di luar rumah.
Rimpu, ada 2
model.
a.
Rimpu
mpida,, khusus buat gadis Bima atau yg belum berkeluarga. Model ini jg sering
disebut cadar ala Bima,, Dalam kebudayaan masyarakat Bima, wanita yg belum
menikah tidak boleh memperlihatkan wajahnya, tapi bukan berarti gerak-geraknya
dibatasi.
b.
Rimpu
colo,, ini rimpu buat ibu2. Mukanya sudah boleh kelihatan. Di pasar2
tradisional, masih bisa ditemukan ibu2 yang memakai rimpu dengan sarung khas
dari bima (tembe nggoli)
3.
Budaya Kacoi Angi (Saling Menghargai) Seperti yang sudah kita pelajari,
masyarakat Indonesia sangat beragam. Ada banyak suku, bangsa, bahasa, adat
istiadat, dan kesenian di Indonesia.
Budaya menghargai menjadi sikap langka dan mahal untuk dilakukan di
negeri ini. Lemahnya budaya menghargai tidak terlepas dari miskinnya pendidikan
karakter yang tertanam pada masyarakat kita. Terutama karakter yang ditanamkan
oleh orang tua kepada anak-anaknya semenjak dini.
“Tidak menghargai” sudah menjadi budaya ketidaksadaran kita, budaya yang muncul karena perbedaan kasta, suku, bangsa dan agama. Krisis menghargai terjadi karena kita dibutakan oleh ego, pengalaman, pangkat dan jabatan kita sehingga menganggap remeh orang lain yang pengalaman, posisi atau pendidikannya di bawah kita. Yang tua tidak menghargai pendapat yang muda, sehingga dipandang sebelah mata, begitupula yang mempunyai gelar serjana menganggap rendah yang tidak bergelar dan yang bergelar pun ingin dihargai karena gelarnya yang di anggap sakral dan keramat.
Tahukah Anda bahwa orang lain akan
lebih menghargai orang yang menghargai mereka? Nah, sebelum kita menuntut orang
lain menghargai kita, kita perlu terlebih dahulu menghargai mereka. Kuncinya
hanya satu: buat orang lain merasa penting dan berharga. Lalu bagaimana cara
agar kita dapat menghargai orang lain? Caranya adalah sebagai berikut :
a.
Kenali Orang-orang Sekitar
b.
Fokus pada Kelebihan
c.
Bangun
Hubungan Saling Percaya
4.
Budaya Bantu Lenga Ro Iwa (Saling Membantu
Sesama) Adalah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk menunaikan hak-hak
saudaranya berdasar Hadis Shahihain, dari riwayat Abu Hurairah RA, dari Nabi
SAW, beliau Bersabda, “Hak seorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima
perkara yaitu; menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah,
mendatangi undangan, dan mengucapkan tasymit bagi yang bersin.”
0 komentar:
Posting Komentar