TEORI
BELAJAR BEHAVIORITIK:
ANALISA DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
by: Ardiansyah
ANALISA DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
by: Ardiansyah
Belajar
merupakan proses perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman,
perubahan perilaku tersebut dapat berupa perubahan yang tidak nampak
yaitu dapat berupa bertambahnya pengetahuan maupun yang nampak berupa
kemampuan psikomotorik dan afektif. Perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan bukan dinyatakan sebagai hasil belajar, pada waktu lahir
tiap individu tidak memiliki karakteristik tertentu seperti refleksi dan
respon terhadap kelaparan namun manusia selalu belajar setiap hari
belajar untuk makan, berbicara, berjalan dan lain-lain. Anak yang merasa
ketakutan ketika berjalan sendiri pada malam hari merupakan hasil dari
belajar anak telah belajar menghubungkan kegelapan dengan suatu keadaan
yang menyeramkan. Reaksi ini dapat diperoleh secara tidak sadar maupun
secara sadar dan juga dapat diperoleh dari hasil belajar.
Dalam
makalah ini akan dipaparkan konsep dan prinsip pembelajaran berdasar
teori belajar behavioristik serta aplikasinya dalam pembelajaran.
A. Teori Behaviorisme
Dalam
teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja,
yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris
lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia
adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organise
sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah
manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya
ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor
lingkungan, dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah
laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi
respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk
perilaku mereka.
Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo
Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan
bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan,
mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya
latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku
yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis
artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau
reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian
dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara
reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut
pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi
terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme
• Obyek psikologi adalah tingkah laku
• semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
• mementingkan pembentukan kebiasaan
B. Tokoh-Tokoh Behavioristik
a. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936).
Pada
awal abad 19 Pavlov mempelajari proses pencernaan pada anjing. Dia
memperhatikan perubahan waktu dan kecepatan pengeluaran air liur pada
anjing yang sudah dioperasi kelenjar air liurnya sehingga ketika
mengeluarkan air liur dapat ditampung dan diobservasi. Pavlov meneliti
apakah bunyi bel sebagai stimulus berkondisi dapat menimbulkan air liur
sebagai respon berkondisi pada anjing, dan hasilnya adalah :
a) Apabila daging disajikan maka anjing mengeluarkan air liur (alami)
b) Apabila bunyi bel disajikan secara bersamaan dengan daging maka air liur tidak keluar
c) Apabila perlakuan pada poin b) dilakukan secara berulang-ulang maka air liur anjing dapat keluar
d) Apabila bunyi bel diganti dengan bunyi sirine maka anjing tetap mengeluarkan air liur
e)
Apabila bunyi bel disajikan sacara terus menerus tanpa diikuti oleh
daging maka lama-lama air liur tidak keluar hal ini disebut extinction
(kepunahan)
f) Apabila stimulus disajikan secara bervariasi yaitu
dengan penguatan berupa lampu merah disertai daging dan lampu hijau
tidak disertai daging dan diberikan secara berulang-ulang maka anjing
akan mengeluarkan air liur ketika melihat lampu merah walaupun tidak
disertai daging karena sudah terbentuk respon berkondisi
Kesimpulan
penelitian Pavlov adalah bahwa dalam diri anjing akan terjadi
pengkondisian selektif berdasar penguatan selektif artinya anjing dapat
membedakan stimulus yang disertai penguatan dan yang tidak disertai
penguatan. Teori Pavlov ini disebut Classical Conditioning
b. Edward Edward Lee Thorndike (1874-1949): Teori Koneksionisme
Thorndike menggunakan kucing sebagai hewan percobaan, Thorndike
menghitung waktu yang dibutuhkan oleh kucing untuk dapat keluar dari
kandang percobaan (Puzzle Box), hasil dari eksperimen Thorndike adalah
bahwa kucing dapat keluar dari kandang dengan jalan coba-coba (Trial and
Error) Dari percobaan tersebut Thorndike mengemukakan tiga hukum
belajar yaitu:
a) Law of readiness. Agar proses belajar mancapai
hasil yang baik maka diperlukan adanya kesiapan individu. Apabila
individu dapat melakukan sesuatu dengan siap maka dia akan mamperoleh
kepuasan, jika terdapat hambatan maka akan menimbulkan kekecewaan.
b) Law of Exercise. Hubungan antara stimulus dengan respon akan menjadi kuat apabila sering dilakukan latihan
c)
Law of effect. Apabila sesuatu memberikan hasil yang menyenangkan maka
akan hubungan antara stimulus dan respon akan semakin kuat sebaliknya
bila memberikan hasil yang tidak menyenangkan maka hubungan antara
stimulus dan respon akan menurun
c. Burrhus Frederic Skinner (1904-1990).
Skinner
mempelajari gerak non reflek atau yang disengaja melalui percobaan
tikus lapar yang dimasukkan dalam skinner box. Berdasar eksperimen
tersebut Skinner mengemukakan beberapa prinsip.
Beberapa prinsip Skinner antara lain :
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika bebar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah, untukmenghindari adanya hukuman.
5. dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.
6.
Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya
hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.
7. Dalam pembelajaran digunakan shaping.
d. Robert Gagne ( 1916-2002).
Gagne
adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal
dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam
instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU
Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep terpakai dari teori
instruksionalnya untuk mendisain pelatihan berbasis komputer dan belajar
berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendisain
software instruksional.
Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris
mendorong guru untuk merencanakan instruksioanal pembelajaran agar
suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah
menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam
hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar
yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana
dilanjutnkanpada yanglebih kompleks ( belajar SR, rangkaian SR, asosiasi
verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang
lebih tinggi(belajar aturan danpemecahan masalah). Prakteknya gaya
belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.
e. Albert Bandura (1925-masih hidup).
Bandura
lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare alberta berkebangsaan
Kanada. Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial
atau kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat
terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara
persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:
1. Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.
2. Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik.
3. Reprodukdi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik.
4. Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip prinsip sebgai berikut:
1.
Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara
mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik
kemudian melakukannya.
2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
3.
Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan
tersebut disukai dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang
bermanfaat.
Karena melibatkan atensi, ingatan dan motifasi, teori
Bandura dilihat dalam kerangka Teori Behaviour Kognitif. Teori belajar
sosial membantu memahami terjadinya perilaku agresi dan penyimpangan
psikologi dan bagaimana memodifikasi perilaku. Teori Bandura menjadi
dasar dari perilaku pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikan
secara massal.
C. Aplikasi Teori Behavioristik terhadap Pembelajaran Siswa
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioristik adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:
a. Mementingkan pengaruh lingkungan
b. Mementingkan bagian-bagian
c. Mementingkan peranan reaksi
d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
f. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
g. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Sebagai
konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma
behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap,
sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan
secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi
instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri
maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari
yang sederhana samapi pada yang kompleks.
Tujuan pembelajaran dibagi
dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan
tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati. Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan
digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil
yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah
tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan
mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat
penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang
tampak.
Kritik terhadap behavioristik adalah pembelajaran siswa yang
berpusat pada guru, bersifaat mekanistik, dan hanya berorientasi pada
hasil yang dapat diamati dan diukur. Kritik ini sangat tidak berdasar
karena penggunaan teori behavioristik mempunyai persyartan tertentu
sesuai dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap mata pelajaran bisa
memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi
dan kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi
behavioristik.
Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan
kemampaun yang membuthkan praktek dan pembiasaan yang mengandung
unsur-unsur seperti: Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya
tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik,
menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori
ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti
diberi permen atau pujian.
Penerapan teori behaviroristik yang salah
dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya proses
pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru
sebagai central, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah,
guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid
dipandang pasif , perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan denga tertib
penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai
cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari
oelh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif
untuk menertibkan siswa.
E.Kesimpulan
Pembelajaran menurut
konsep behavioristik adalah upaya membentuk prilaku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan yang sesuai agar terjadi hubungan antara
lingkungan dengan perilaku si belajar. Dalam pelaksanaannya agar
pembelajaran ini berhasil maka harus memperhatikan prinsip-prinsip
belajar behavioristik.
D. Daftar Rujukan
• Hana Panggabean. Dr. Phil. Behaviorisme. http://rumahbelajarpsikologi.com
• http://trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/02/teori-belajar-behavioristik.doc
• http://haydar85.wordpress.com/2008/07/04/teori-belajar-behavioristik/
• http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-behavioristik.html
• http://kuliahkomunikasi.com/?p=15 Teori Behaviorisme.
0 komentar:
Posting Komentar