UNM Makassar adalah kampus
ke-dua-ku untuk mengambil Program Pascasarjana (S2) Pendidikan Biologi yang
dulunya saya kuliah di UIN Alauddin Makassar untuk program S1 Pedidikan
Biologi. Dengan tekat serta kemauan yanng kuat saya melanjutkan studi S2 di
UNM, walaupun segala keterbatasan yang saya miliki, baik dari segi finansial
maupun material, itu tak menyurutkan niat saya untuk melanjutkan studi walaupun
terasa sedikit memilukan. Pada awalnya orang tua saya tidak tahu bahwa saya
kuliah lagi, karena bagi mereka kuliah S2 itu sangatlah Mahal, tapi kemauanku
sangat bulat untuk lanjut.
Pada suatu malam saya pergi ke
Internet untuk mengakses informasi penerimaan Program Pascasarjana S2 UNM
Makassar dan saya langsung mengunggah File Formulir Pendaftaran PPs. UNM
Makassar tahun 2013, setelah itu saya memenuhi segala persyaratan yang tertera
dalam Formulir tersebut, setelah semuanya sudah terpenuhi dengan mengantongi
uang Rp. 500.000.00,- saya menyembalikan Formulir sesuai dengan jadwal dan
persyaratan yang tertera di Formulir tersebut, dengan penuh semangat dan
harapan lulus, saya menelurusi pinggir jalan ibu kota Makassar dengan jalan
kaki, setelah kurang lebih 30 menit berjalan akhirnya saya sampai di Kampus UNM
Makassar, ini adalah hari pertama saya jalan kaki menuju Kampus UNM Makassar
Jln. A.Pettarani Makassar, dengan senyuman dan sapaan yang sopan, pegawai
administrasi bagian penerimaan Mahasiswa Baru PPs. UNM Makassar 2013, menyapa
saya dengan sebutan “Ada yang Bisa Kami Bantu Pak”, dengan sedikit cangguh saya
sodorkan Formulir dan Uang Pendaftaran sebesar Rp. 500.000,- sesuai dengan
jumlah uang pendaftaran yang ada di formulir, satu pertanyaan yang belum saya
temukan jawaban dari sapaan dari Pegawai tadi, apakah semua yang ada di PPs itu
disapa dengan Bapak dan ibu,,?.
Saya pulang ke Kos dengan
menelusuri jalan yang sama, sejak itu saya trus berdoa semoga berkas yang saya
tadi lulus dan berhak mengikuti tes tetulis selanjut, seteleh beberapa bulan
kemudian saya mengecek di internet tentang nama-nama yang lulus berkas, berkas
saya lulus pada urutan ke-12 dari 21 pendaftaran gelombang pertama, saya merasa
bersyukur karena berkas saya lulus dari seleksi, pada saat itu saya pulang ke
kos dengan bahagia, panasnya matahari tidak dihiraukan olehku, setelah
sesampainya di kos saya langsung ambil HP ingin menelpon Ibu dan Bapak di Kampung,
saya ingin memberikan berita bahagia ini kepada mereka, tapi tiba-tiba saja wajah
ini memancarkan kesedihan, saya khawatir dengan kabar yang saya berikan, mereka
merasa terbebani lagi dengan ongkos kuliah, akhirnya saya ulurkan liatku untuk
menelpon mereka, setelah menunggu beberapa bulan menunggun, akhirnya tibalah
waktunya untuk mengikuti tes tertulis. Waktu itu saya terlambat mengikuti tes
dan semua peserta sudah memadati ruangan ujian, saat itu hati bertanya
“mungkinkah saya lulus bersaing dengan ratusan peserta ujian PPs ini,,??
Ujianpu telah berlalu tanpa hambatan sedikitpun dan tingga menunggu hasil ujian
tertulis dan jika lulus akan dilanjutkan dengan tes kesehatan, psikologi dan
wawancara langsung.
Setelah menunggu beberapa bulan,
hari ini adalah hari pengumuman kelususan ujian tertulis, dengan penuh semangat
saya pergi ke internet untuk mengecet keberadaan namaku dengan kategori lulus
atau tidak dalam ujian tertulis, dengan dada dek-dekan saya mengamatan dengan
cermat nama-nama peserta ujian yang lulus tes PPs, saya senang dan bahagia ketika
melihat namaku yang lulus dalam ujian tertulis tersebut, saat ini akulah orang
yang paling bahagia dan beruntung di dunia ini, ini semua tidak terlepas dari
karunia yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya, dengan penuh semangat yang
tinggi, saya langsung memberi kabar kepada orang tua saya di kampung bahwa saya
telah lulus tes seleksi penerimaan mahasiswa baru untuk S2, orang tuaku
merespon dengan baik dan turut merasa bahagia, walaupun dalam hatinya berkata
lain, tapi hal itu harus saya informasikan dengan mereka, saat saya menyapaikan
berita bahagia itu, orang tuaku hanya bilang dengan segala keterbatasan yang
ada “belajarlah dengan baik dan jadilah anak yang membanggakan orang tua nusa
dan bangsa”.
Pada bulan berikutnya saya
mengikuti tes kesehatan, psikologi dan tes wawancara, dengan antrian yang begitu
panjang dan lama, saya selalu sabar menunggu giliran berikutnya untuk di tes,
tes tersebut berjalan selama tiga hari mengingat jumlah mahasiswa yang tidak
sebanding dengan jumlah tim pemeriksaan kesehatan dan psikologi, tespun terus
berlangsung sampai tiba waktunya giliran saya untuk di tes, pada saat itu ada
orang papua yang mengikuti tes psikologi dengan saya, orang papua ini membuat
kocak dokter dan seluruh orang yang ada di dalan ruangan, karena gaya bahasanya
yang unik dan cara mereka menggambar bidang yang di perintahkan oleh dokter
saraf tersebut, itu adalah pengalaman yang gokil pada saat itu. Tes berjalan
dengan mulus dengan harapan hasilnya lulus akan mulus pula.
Setelah melihat hasil tes
kesehatan dan psikologi, semuanya aman terkendali dan lulus, sekarang tibalah
waktunya untuk melakukan tes wawancara, tes wawanca ini bertujuan untuk
menentukan kelas belajar pada saat proses [erkuliahan nantinya. Tes ini
dilakukan secara langsung oleh ketua PPs Pendidikan Biologi, ini berlangsung
cukup lama mengantri satu per satu di depan ruangan ketua PPs pendidikan
biologi. Sekarang giliran saya yang di tes, hal yang paling mengharukan bua
saya adalah ketika Prof. Bertanya tentang penghasilan kedua orang tua saya, dan
saya harus menjwab dengan jujur walaupun didalam hati memberontak untuk
menyatakan jangan, tapi itu harus saya lakukan, saat di wawancarai beliau
menyarankan aga saya berpikir lagi untuk melanjutkan kuliah di S2, itu membuat saya
merasa sedih dan ingin mengeluarkan air mata, dengan suara yang penuh semangat saya
menyatakan telah siap lahir dan bathi, Prof pun tersenyum dengan simpul
mendengar pengapaian dari saya sambi menyodorkan surat kontrak kuliah untuk di
tanda tangan dengan periode selama duna tahu berjalan sambil menjelaskan maksud
dan tujuan dari surat tersebut. Proses tes wawancara pun telah selesai bertanda
saya sudah berhak memperoleh ilmu di bangku S2,
Hari ini adalah hari pertama saya
mengikuti perkuliahan S2, di dalam ruangan kuliah saya di pertemukan dengan
berbagai suku dan bangsa yang ada di indonesia, setiap suku dan bangsa memiliki
ciri khas yang bisa membedakan seseorang dari suku mana, ini menambah ruangan
kuliah semakin indah karena terdapat banyak warna di dalamnya. Pada kuliah
perdana ini saya di pertemukan kembali dengan dosen yang pernah mengajar saya
waktu S1 di UIN Makassar, yaitu Pak Dr. Muhammad Khalifah Mustamin, M.Pd,
beliau adalah Dosen Inspirasi, Motivasi dan Favorit saya yang tiada duanya,
karena termotivasi dari beliaulah saya melanjukan S2, dengan harapan kelak saya
bisa mengikuti jejak beliau dan mudah-mudahan suatu saat nanti saya juga bisa
foto bareng sama beliau, kemudian Pak Hartono, S.Si, M.Biotec. beliau adalah
dosen Bioteknolgi yang saya S1 dan sekarang beliau masih memegang mata kuliah
Bioteknologi
0 komentar:
Posting Komentar