BAB I
PENGANTAR
1.1. Latar Belakang
Plasmid
merupakan DNA ekstrakromosom yang dikenal pada bakteri, berutas ganda,
dan berbentuk sirkuler (Jusuf, 2001).Plasmid memiliki ukuran yang
relatif kecil dan terletak di luar kromosom dalam sel prokariot
khususnya bakteri dan sel eukariot tingkat rendah seperti khamir.Plasmid
mengalami duplikasi sebelum pembelahan sel inang. Plasmid biasanya
digunakan dalam teknologi DNA rekombinan menggunakan Escherichia coli sebagai inang sehingga dalam rekayasa genetika, plasmid sering digunakan sebagai vektor untuk membawa gen-gen tertentu yang diinginkan ke dalam suatu sel inang. Pada bakteri Eschericia coli, bahan genetik utamanya terdiri atas sekitar 4.600 kb (4,6 x 106 bp). Plasmid dapat dijadikan sebagai vektordisebabkan dapat melakukan replikasi, terletak ekstra
kromosom, ditransfer secara stabil, berukuran kecil, susunan DNA sudah
diketahui, harus mempunyai jumlah salinan yang banyak di dalam sel
inang, memiliki titil Ori, memiliki marker seleksi, memiliki marker
kedua yang berguna untuk tanda apabila plasmid disisipkan gen asing,
dan memiliki situs retriksi yang unik sebagai tanda untuk menyisipkan
gen asing.
Pada dasarnya plasmid merupakan identitas
genetik yang ditemukan secara alami di dalam sel beberapa kelompok
prokariot dan eukariot. Dengan teknik rekayasa genetik, sekarang telah
dikembangkan plasmid artifisial dengan cara menggabungkan gen-gen dari
plasmid alami maupun genom tertentu (Yuwono, 2009).
Pengamatan
DNA plasmid dilakukan melalui proses isolasi plasmid, elektroforesis,
dan visualisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV). Tahapan pengendapan
dalam isolasi plasmid adalah pemecahan sel, keluarnya plasmid dari
nukleus dan pengendapan atau presipitasi plasmid. Tahapan selanjutnya
adalah elektroforesisDNA yaitu teknik untuk memisahkan sampel DNA
berdasarkan atas ukuran (berat molekul) dan struktur fisik molekulnya
dengan menggunakan medan listrik yang ada pada makromolekul misalnya DNA
plasmid yang bermuatan negatif (Yuwono, 2009). Gel yang biasanya digunakan
dalam proses elektroforesis adalan agarosae. Elektroforesis biasa
digunakan untuk analisa ukuran dan konfirmasi sampel DNA, kuantifikasi
DNA, pemisahan dan ekstraksi DNA.
1.2. Tinjauan Pustaka
Setiap
organisme memiliki DNA yang terletak dalam inti sel atau nukleusyang
disebut sebagai DNA kromosomal, begitu pula bakteri.Selain
DNAkromosomal, bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal.Plasmid
merupakanDNA ekstrakromosomal yang berbeda karakternya dengan DNA
kromosomal.Bentukplasmid adalah sirkuler double helix dengan
ukuran 1 kb sampai lebih dari 200 kb.Pada bakteri jumlah plasmid yang
dimiliki bervariasi bahkan sampai ribuan ataupuntidak memiliki
plasmid.Plasmid bisa saja tidak terdapat pada bakteri yang biasa
sajakarena plasmid tidak mempengaruhi ketahanan hidup bakteri
tersebut.Plasmid hanyamemberikan sifat istimewa yang dimiliki oleh
bakteri tersebut misalnya resistensiterhadap antibiotik. Beberapa
karakteristik dari plasmid yang patut diketahui antaralain: dapat
ditransfer ke bakteri lain dan memiliki ORI (Origin of replication)sehingga
mampu mereplikasi diri tanpa pengaturan dari DNA kromosom.
Replikasidimulai dari titik ORI hingga semua plasmid tereplikasi.
Plasmid
merupakan potongan melingkar DNA yang ukuranya kecil (kuranglebih 2000
sampai 10000 pasangan basa) yang berisi informasi genetik yang
pentinguntuk pertumbuhan bakteri. Di alam, gen informasi ini sering
mengkode protein yangakan membuat bakteri resisten terhadap antibiotik.
Plasmid mungkin merupakan hasildari perkembangan heterotrop yang
tertutup. Bakteri sering tumbuh pada lingkunganyang sama dengan mold dan fungi dan berkompetisi dengan mereka untukmendapatkan makanan (bahan organik kompleks). Sebagai hasilnya mold
dan fungimenghasilkan toksin untuk membunuh bakteri (dalam dunia
kedokteran seringdisebut dengan antibiotik) agar menang dalam
memperebutkan makanannya.Untuk menanggapi ini bakteri menghasilkan
plasmid untuk mempertahankanhidupnya (Jakubowski. 2008).Plasmid adalah
DNA untai ganda yang berbentuk sirkuler yang berada diluar DNA
kromosomal bakteria.DNA ekstrakromosomal yang terjadi
secara alamiah pada bakteria, yeast, dan beberapa sel eukariotik yang
berada secara simbiotik maupun parasitik pada sel inang.
Berdasarkan fungsinya plasmid dapat dikelompokkan menjadi:
· Fertility- F plasmids
Merupakan
plasmid yang dapat ditransfer dari satu sel ke sel bakteri lain untuk
proses konjugasi. Plasmid ini juga mempunyai kemampuan untuk mentransfer
DNA atau gen baik yang terdapat dalam plasmid ataupun dalam kromosom.
Plasmid ditemukan antara lain pada Escherichia coli, Pseudomonas sp, dan Streptomyces.
· Resistance- R plasmids
Mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik atau racun dan inhibitor pertumbuhan lainnya. Plasmid R dapat ditemukan pada Staphylococcus.
· Plasmid penyandi bacteriocins
Bacteriocins
adalah senyawa yang diproduksi oleh bakteri untuk menghambat
pertumbuhan atau bakteri lain yang spesises atau galurnya berbeda.
Plasmid ini mengandung gen struktural bacteriocins ataupun gen yang
mengkode protein yang berperan dalam pemrosesan dan transport
bacteriocins. Penamaan plasmid ini tergantung pada organisme yang
memproduksinya.Misalnya plasmid Col pada bakteri Escherichia coli yang mengkode colicins.
· Degradative plasmids
Merupakan plasmid yang mampu mencerna subsansi yang tidak biasa, contoh toluen dan asam salisilat.
· Virulence plasmids
Merupakan plasmid yang menjadikan bakteri tersebut patogen.
Sedangkan berdasarkan jumlah plasmid di dalam sel dapat dibedakan menjadi:
· Low copy number plasmid dimana dalam satu sel hanya mengandung satu atau beberapa plasmid saja.
· High copy number dimana dalam satu sel mengandung banyak plasmid hingga
ribuan. Contohnya bakteri Escherichia coli.
Selain fungsi, plasmid juga memiliki bentuk yang beragam, antara lain:
· Supercoiled (covalently closed-circular)
DNA plasmid berbentuk sirkular dengan bentuk rantai yang terpilin.
· Relaxed circular
Kedua ujung DNA menyatu dan berbentuk sirkuler.
· Supercoiled denature
Kedua ujung DNA menyatu tapi pasangan basanya tidak sempurna.
· Nicked open circular
Rantai DNA yang terpotong pada salah satu sisi saja.
Berbagai
macam bentuk plasmid itu akan mempengaruhi kecepatan migrasi plasmid
dalam elektroforesis. Elektroforesis adalah proses migrasi dari fragmen
DNA di dalam gel yang direndam dalam larutan penyangga. Urutan migrasi
bentuk-bentuk plasmid tersebut dari yang paling cepat adalah
supercoiled, supercoiled denaturated, relaxed circular, dan nicked open
circular. Bentuk plasmid yang semakin kecil atau ramping akan lebih
mudah bergerak melalui pori gel agarose sehingga akan mencapai bagian
bawah terlebih dahulu. Perjalanan molekul DNA di dalam gel mengikuti
arus listrik, dari kutub negative menuju kutub positif. Semakin besar
tegangan arus listrik, perjalanan molekul DNA akan makin cepat, demikian
pula sebaliknya. Ada bermacam- macam zat kimia yang digunakan sebagai
gel di dalam proses elektrofoesis. Penggunaan jenis gel disesuaikan
denga tujuan yang akan dicapai. Ada dua cara elektroforesis, yaitu
elektroforesis gel agarose dengan visualisasi menggunakan ethidium
bromide dan elektroforesis gel polyacrilamide dengan visualisasi
menggunakan silver staining.
Ada
berbagai macam kegunaan dari plasmid, dalam rekayasa genetika, plasmid
digunakan sebagai vektor untuk kloning DNA. Selain itu plasmid juga
banyak digunakan untuk perbanyakan jumlah DNA tertentu sehingga bisa
mengekspresikan gen tertentu. Alasan utama pengunaan plasmid ini adalah
karena plasmid memiliki peta restriksi, adanya marker sehingga
dapat diketahui apakah gen insert masuk atau tidak, memiliki copy number
yang besar, dan mudah dimodifikasi sesuai dengan tujuan tertentu.
Karena plasmid memiliki fungsi yang bisa dimanfaatkan keuntungannya,
maka ada banyak cara yang digunakan untuk mengisolasi plasmid tersebut.
Plasmid yang diisolasi berasal dari bakteri. Proses ini dikenal sebagai
proses mini preparation karena jumlahnya hanya sekitar 1-20µg. Sedangkan
untuk jumlah yang lebih besar (100-200µg) digunakan midi preparation dan maxi preparation untuk jumlah yang lebih besar dari 200 µg.
Inti
dari isolasi plasmid bakteri adalah menghancurkan membran sel
sehinggasemua organel sel dapat keluar.Sehingga didapatkan DNA
kromosomal serta DNAekstrakromosmal (plasmid).Untuk memperoleh plasmid
saja harus dilakukanpemurnian dari debris membran sel, organel sel, dan
pengotor lainnya. Metode yangdapat digunakan untuk isolasi plasmid
antara lain yaitu boiling lysis, lysis withdetergent, mechanical lysis, alkaline lysis, dan enzimatic digestion.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apakah dapat dilakukan isolasi DNA plasmid dari bakteri Escherichia coli ?
2. Apakah hasil isolasi DNA plasmid dari bakteri Escherichia coli dapat diidentifikasi dengan elektroforesis Gel Agarose ?
1.4. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengisolasi DNA plasmid dari bakteri Escherichia coli.
2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi hasil isolasi DNA plasmid dari bakteri Escherichia coli dengan metode Elektroforesis Gel Agarose.
1.5. Hipotesis
1. Dapat dilakukan isolasi DNA plasmid dari bakteri Escherichia coli.
2. Hasil isolasi DNA plasmid dari bakteri Escherichia coli dapat diidentifikasi dengan elektroforesis Gel Agarose.
BAB II
METODE KERJA
A. Isolasi DNA Plasmid
· Alat :
1. Microcentrifuge ( high speed)
2. Tabung ependorf 1,5 ml
3. Rak tabung ependorf
4. Pipetor /pipetman ukuran 200-1000 μl, 20-200 μl
5. Tip pipet (warna biru dan kuning)
6. Sarung tangan
7. Water bath
8. Autoclave
· Bahan :
1. Kit plasmid DNA purification (Macherey-Nagel)
· Cara Kerja :
1. Menggunakan 1,5 mL kultur E.coli yang telah ditambahkan dalam medium LB + kanamisin selama 18 jam sebagai bahan isolasi plasmid.
0 komentar:
Posting Komentar